Tangerang, Bantengate.id–Kabupaten Tangerang kembali mengukuhkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui inovasi terbaru yang dinamai “Saga Sapaku” atau “Satu Keluarga Satu Paket Buku.”
Program ini diluncurkan dengan tujuan untuk menumbuhkan minat dan kegemaran membaca di kalangan keluarga, yang dianggap sebagai unit terkecil dalam masyarakat namun memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter dan literasi anak-anak sejak dini.
Program Saga Sapaku dilaksanakan di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, dan melibatkan berbagai pihak seperti perwakilan dari desa-desa sekitar, RT, RW, perangkat desa, serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran serta semua elemen masyarakat dalam menyukseskan program literasi yang berbasis keluarga ini.
Inovasi ini bermula dari keprihatinan terhadap rendahnya tingkat literasi masyarakat, terutama di desa-desa yang masih minim akses terhadap bahan bacaan. Meskipun perpustakaan desa telah disediakan oleh pemerintah, kenyataannya fasilitas ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kendala seperti lokasi perpustakaan yang jauh atau tidak adanya sosialisasi yang memadai membuat perpustakaan desa kurang dikenal dan dimanfaatkan.
Untuk mengatasi masalah ini, Saga Sapaku hadir dengan konsep mendekatkan buku ke tengah-tengah keluarga. Setiap keluarga di desa yang terlibat dalam program ini mendapatkan satu paket buku yang terdiri dari tiga eksemplar dengan berbagai klasifikasi: buku keagamaan, buku keterampilan atau life skill, dan buku untuk anak atau remaja. Buku-buku ini diantarkan langsung ke rumah oleh kelompok pembaca yang dibentuk di tingkat RT dan RW, sehingga setiap keluarga tidak perlu repot pergi ke perpustakaan untuk mendapatkan bahan bacaan.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca, tetapi juga ingin menjadikan keluarga sebagai tempat diskusi yang bermanfaat, meningkatkan wawasan dan pemahaman dunia, serta menanamkan nilai dan moral kehidupan kepada anak-anak. Dengan adanya Saga Sapaku, diharapkan keluarga dapat menjadi pusat pembelajaran yang aktif, di mana setiap anggota keluarga berpartisipasi dalam kegiatan membaca dan berdiskusi mengenai isi bacaan.
Manfaat yang dirasakan dari program Saga Sapaku sangatlah signifikan. Selain adanya peningkatan kualitas dan kuantitas tingkat kegemaran membaca (TGM), program ini juga berdampak positif pada peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Masyarakat yang terlibat dalam program ini mulai merasakan perubahan pola pikir, dari yang awalnya tidak peduli terhadap pentingnya membaca, menjadi lebih terbuka dan menyadari betapa pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, Saga Sapaku juga berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan. Dengan membaca, masyarakat menjadi lebih terinformasi, memiliki keterampilan baru, dan bahkan dapat meningkatkan penghasilan melalui praktik keterampilan yang dipelajari dari buku. Hal ini menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga tentang bagaimana pengetahuan yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata untuk memperbaiki kualitas hidup.
Inovasi Saga Sapaku membuktikan bahwa upaya meningkatkan literasi tidak harus selalu berbasis teknologi. Dengan pendekatan yang tepat, memanfaatkan potensi lokal, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, peningkatan literasi dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh. Kabupaten Tangerang, melalui program ini, menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya membangun masyarakat yang lebih literat dan berdaya saing.
Dengan terus berkembangnya Saga Sapaku, diharapkan program ini dapat menjangkau lebih banyak desa dan keluarga, serta menciptakan generasi yang cinta membaca dan memiliki wawasan luas, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan daerah dan bangsa.–(red)