Tanah Datar, Bantengate.Id – Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menghadiri prosesi Maanta Syarat ka Guru (mengantar syarat kepada guru) untuk anak-anak yang akan belajar Silek Harimau di Medan Bapaneh Mahakarya Kapalo Koto, Jorong Gurun, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Minggu (2/2/2025).
Acara tersebut juga dihadiri oleh pimpinan FDB Institut, Febby Dt. Bangso, Guru Gadang Silek Harimau, Edwel Yusri Dt. Gampo Alam, Camat Sungai Tarab beserta Forkopimca, anggota DPRD Dharmasraya, orang tua murid, serta sejumlah undangan lainnya.
Bupati Eka Putra memberikan apresiasi tinggi atas pelestarian tradisi yang telah berlangsung turun temurun di masyarakat Tanah Datar, khususnya terkait kegiatan Silek Harimau. Menurutnya, kegiatan Maanta Syarat ka Guru yang diadakan di Medan Bapaneh Mahakarya ini bukan hanya sebagai upaya untuk mempertahankan budaya, namun juga menjadi ajang untuk melestarikan warisan leluhur yang sangat berharga.
“Saya mewakili masyarakat Tanah Datar menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena tradisi maana syarat ka guru bagi anak-anak yang akan belajar silat di sini masih tetap dijalankan. Ini juga membuktikan bahwa Pak Datuak Febby sangat mencintai budaya kita. Kegiatan seperti ini sejalan dengan program Satu Nagari Satu Event, yang bertujuan melestarikan adat dan budaya masyarakat kita, salah satunya adalah silat,” ungkap Bupati Eka Putra.
Bupati juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitar. “Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu paket wisata yang menarik bagi wisatawan, dengan menyuguhkan permainan Silek Harimau dan makan Bajamba. Tentu saja, hal ini juga akan mendukung ekonomi masyarakat melalui UMKM yang ada di sekitar,” tambahnya.
Febby Dt. Bangso, Pimpinan FDB Institut, juga menyampaikan bahwa kegiatan Silek Harimau ini sangat diminati oleh anak-anak, terutama yang masih di usia sekolah. “Alhamdulillah, kegiatan Silek dan kesenian tradisional ini sangat diminati oleh anak-anak kita. Mereka membutuhkan tempat untuk menyalurkan bakat, dan kami mencoba untuk memfasilitasi mereka dengan mengajarkan Silek, Alua Pasambahan, serta kesenian lainnya,” ujar Febby.
Febby juga menegaskan bahwa Tanah Datar, sebagai Luhak nan Tuo, memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar dalam melestarikan adat dan budaya Minangkabau dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya di Sumatera Barat. Ia berharap kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut untuk mewariskan tradisi kepada generasi berikutnya.–(yen)