Kisah Pilu Mang Asep, Yang Tidak Memiliki Akses Jalan Kerumahnya Dibalik Pembangunan RSU Tigaraksa

Mang Asep (52 tahun), warga Tigaraksa.-(***)

TANGERANG,BANTENGATE.ID- Kisah pilu tengah dialami Mang Asep (52 tahun) warga Pabuaran, RT 02/02, Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, karena merasa kesulitan untuk  menuju rumah tinggalnya lantaran satu-satunya akses jalan tertutup proyek pembangunan RSU Tigakaraksa.

Bacaan Lainnya

Mang Asep (52 tahun), seorang pekerja buruh serabutan dan kuli bangunan, usianya sudah mulai menua. Mang Asep, hanya bisa meratapi nasib,  karena saat satu-satunya akses jalan menuju ke rumahnya diblokade bahkan tidak disisakan jalan untuk berjalan kaki.

Di rumah yang kini ditempati, disamping  terdapat makam keluarga, yang akses jalannya pun ditutup oleh pihak pemborong. Kabar ini pun sempat membuat heboh warga Keluruhan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/3/2022).

Mang Asep mengatakan, akses jalan itu sebenarnya sudah ada dari dulu. Jalan itu yang setiap hari digunakan untuk masuk dan keluar rumah. Namun, tiba-tiba pemborong menutup akses jalan tersebut meski sebelumnya tidak ada masalah.

Sebenarnya, kami pernah melakukan inisiasi membicarakan akses jalan tersebut, kepada pihak pemborong, dengan niat agar bisa membayar tanah, namun karena pemborong mematok harga terlalu murah, dan saya pun tidak bisa menjualnya.

“Saya mau harga tanah saya dibayar dengan harga yang sesuai dengan harga umum dan wajar, karena saya menjual tanah untuk membeli tanah kembali dan membangun rumah tempat tinggal ditempat lain untuk berteduh dan istirahat bersama keluarga. Namun, mereka mematok harga rendah.

Kasus ini sudah dilakukan mediasi hingga beberapa kali namun tidak menemukan solusi. Kepala Kelurahan Tigaraksa juga pernah berkoordinasi dengan pemborong, untuk tidak melakukan penutupan jalan tersebut. Bahkan pemilik rumah pernah memohon kepada pemborong tanah untuk bisa diberikan akses jalan, tapi sampai saat ini tidak diberikan.

Mang Asep seorang pria lanjut usia yang tinggal bersama istri, anak dan kakanya, sangat berharap bisa memiliki akses jalan yang bisa dilalui untuk berjalan kaki, namun sampai dengan hari ini tidak ada akses jalan yang bisa dilalui.

Dirinya juga bercerita bahwa akses jalan satu-satunya untuk keluar dari rumahnya sangat sulit karena harus melewati pohon bambu dan juga makam keluarga, serta ada akses jalan di depan rumahnya yang bisa dilalui namun bilamana hujan akan ada genangan air dan lumpur, karena dalam proses pembangunan pemerataan tanah, dan bahkan sangat tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor ataupun pejalan kaki, karena akses jalan yang tidak memadai.

Mang Asep juga menambahkan, segala upaya telah dilakukan agar akses jalan ke rumahnya tak ditutup. Misalnya, bertemu RT, RW, Lurah, juga perwakilan Pemborong, namun tak membuahkan hasil. Mang Asep bahkan pernah datang bertemu dengan salah satu pengusaha, berinisial WL. Namun, pihak pengusaha menawar tanah saya dengan harga yang sangat murah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dirinya sangat berharap kepada Pemerintah Daerah yang akan membangun Rumah Sakit Umum (RSU) Tigaraksa, agar memperhatikan rumahnya, supaya bisa memiliki akses jalan yang bisa dilalui berjalan kaki atau bahkan, untuk lewat sepeda.

Lurah Tigaraksa H. Rama, membenarkan bahwa Asep adalah warga Kampung Pabuaran, RT.02 RW.02 Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang yang memang betul akses jalan menuju rumahnya ditutup dan tidak diberi jalan oleh pihak pemborong, karena akan dibangunnya proses tahapan pemertaan tanah (cut&fill).

“Saya sudah mendapatkan informasinya langsung dari Bapak Ketua RT, dan Ketua RW, dan sudah kami panggil juga pihak pemborongnya, serta sudah kami sampaikan apa yang menjadi permasalahan yang sebenarnya dan bahkan apa yang diharapkan serta diinginkan oleh Mang Asep,” paparnya.

Permintaannya, hanya ingin diberikan akses jalan yang bisa dilalui untuk berjalan kaki menuju rumahnya, ditengan makam keluarga dan dibawah kebon bambu, serta dirinya juga sangat berharap kepada pihak pemborong agar mengabulkan apa yang diharapkan mang asep.

“Kalau memang bisa diberikan akses jalan ya silahkan, atau bahkan mau dibeli tanahnya dan dibayar sesuai apa yang diharapkan mang asep juga silahkan. Saya hanya bisa membantu memediasi, menengahi agar tidak timbul masalah ataupun kesalahpahaman untuk proses pembangun RSU Tigaraksa yang sedang dalam proses pelaksanaan pekerjaan,” tegas H Rama.–(ms)

Pos terkait