Agrowisata Cikapek di Lebak: Senja Yang Indah Menanti Terwujudnya Destinasi Termewah di Banten

Agrowisata Cikapek di Lebak: Senja Yang Indah Menanti Terwujudnya Destinasi Termewah di Banten
Senja di Masjid Al Ikhwan, kawasan Agro Wisata Cikapek, Leuwidamar, Kabupaten Lebak.--(Foto: dimas/bg)

SENJA itu di halaman Masjid Al Ikhwan, di Kawasan Agrowisata Cikapek, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terasa begitu amat memukau. Nun jauh di sana, sang surya perlahan akan tenggelam memancarkan sinar merah, menyelinap di antara dedaunan yang bergoyang tertiup semilir angin.

Bacaan Lainnya

Sinar merah itu, seperti menari-nari di celah pohon, membentuk pola cahaya yang indah di atas hamparan tanah lapang. Senja yang menyapu lembah ini, membuat siapapun yang melintas di sana akan terpesona, sehingga “memaksa” berhenti sejenak untuk mengagumi keindahan alam.

Di tempat ini, untuk saat ini, memang hanya terdapat satu-satunya bangunan yang berdiri tegak, yaitu Masjid Al Ikhwan. Masjid ini baru saja selesai dibangun oleh Pemerintah Daerah Lebak dan menjadi simbol spiritualitas di kawasan yang akan dikembangkan menjadi destinasi wisata agro terbesar di Banten. Masjid ini memiliki arsitektur unik dengan gaya yang harmonis menyatu lingkungan sekitar.

Saya bersama rekan-rekan jurnalis, Minggu (9/2/2025), melintasi rute wilayah ini setelah sebelumnya menyelesaikan tugas keseharian di wilayah Leuwidamar dan memasuki hutan Leuwigoong.

Saya dan rekan berhenti sejenak di area yang akan dijadikan kawasan agrowisata dan tertarik dengan keindahan alam serta masjid. Alhamdulillah, saya dan rekan bisa melaksanakan salat Ashar. Kendati belum ada pengurus (DKM), masjid tersebut tetap bersih. MCK dan tempat wudu, bersih. Begitupun dengan air jernih dan tersedia dengan cukup.

Saat memasuki ke dalam masjid, terasa begitu tenang dan nyaman. Tak ada keramaian yang mengganggu, hanya ada kedamaian yang terpancar, dengan pemandangan alam yang membentang luas sebagai anugerah dari sang pencipta (Allah SWT).

Keberadaan Masjid Al Ikhwan menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengunjung, memberikan nuansa religi yang mengiringi pengalaman wisata. Terlihat jelas dari ruang imam yang terbuka, di mana mata kita bisa memandang kolam dengan kalimat Allah yang terukir di atasnya, menyempurnakan ketenangan hati yang hadir di sana.

Iwan, salah seorang pejabat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan bahwa Masjid Al Ikhwan dibangun dengan biaya APBD Kabupaten Lebak tahun 2024, termasuk perataan areal di sekitarnya.

Pj.Gubernur Banten, A Damenta, bersama  Pj. Bupati Lebak, Gunawan Rusminto, Iwan Kurniawan mantan Pj. Bupati Leak dan pejabat Lebak saat meninjau agrowisata Cikapek.–(foto:ist)

“Masjid didahulukan, dengan pertimbangan manfaatnya akan lebih banyak. Kawasan Agrowisata Cikapek berada di jalan lintas menuju kawasan Baduy, dan sekarang menjadi jalur utama dari wilayah Bojongmanik, Leuwidamar, menuju kota Rangkasbitung. Sambil menunggu pembangunan prasarana lainnya, masjid didahulukan,” kata Iwan Amarulah, pejabat pada Dispar Lebak, melalui saluran seluler, Minggu (12/2/2025).

Agrowisata Cikapek, yang tengah dikembangkan di atas lahan seluas 52 hektar, berfokus pada konsep pertanian dan perkebunan sebagai objek utama. Konsep ini juga mengedepankan kearifan lokal. Rencana pengembangan kawasan ini mencakup berbagai bangunan yang akan mengusung konsep lokal, seperti rumah adat warga Baduy, yang nantinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Pengembangan kawasan Agrowisata Cikapek ini dimulai dengan ide dari Iwan Kurniawan, yang saat itu menjabat sebagai Penjabat Bupati Lebak. Dengan visi menjadikan kawasan ini sebagai destinasi yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, pengembangan budaya, serta konservasi alam, dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui sektor pertanian dan pariwisata.

“Ide awal pengembangan Agrowisata Cikapek adalah agar kawasan ini dapat menjadi tempat singgah yang nyaman bagi wisatawan, sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta menjadi pusat belajar tentang teknologi pertanian berbasis organik dan kearifan lokal,” ungkap Iwan Kurniawan, saat bincang dengan rekan jurnalis pada Kamis (21/12/2023) yang lalu.

Proyek pengembangan agrowisata memanfaatkan lahan yang sebelumnya merupakan bagian dari Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA), yang sebelumnya adalah lahan eks HGU PT. The Bantam and Preanger. Seiring dengan HGU perusahaan tersebut habis, kini menjadi aset Pemerintah Kabupaten Lebak melalui program Reforma Agraria (GTRA) sesuai peraturan yang berlaku.

Sertifikat untuk kawasan agrowisata seluas 52 hektar sudah selesai berkat dukungan dari Kantor ATR/BPN Lebak, hingga Kementerian ATR/BPN yang cepat menyelesaikan tugas gugur reforma agraria. Lokasi Agrowisata Cikapek ini juga sangat strategis karena berada di jalur utama menuju Desa Kanekes, tempat wisata budaya Baduy yang sudah dikenal luas ke mancanegara.

Saat ini, pengembangan Agrowisata Cikapek diteruskan oleh Gunawan Rusminto, yang kini menjabat sebagai Penjabat Bupati Lebak. Proyek ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten. Pj. Gubernur Banten, A Damenta, yang baru-baru ini mengunjungi kawasan ini, mengapresiasi konsep agrowisata yang dikembangkan di Cikapek. Ia menilai kawasan ini memiliki potensi besar untuk mendukung sektor pariwisata dan sekaligus memberdayakan masyarakat lokal, dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal Baduy.

Pembangunan Agrowisata Cikapek yang dilakukan bertahap, kini memasuki fase perataan tanah dan pembangunan masjid. Pada tahun 2025, Pemkab Lebak telah menganggarkan Rp10 miliar dari APBD untuk mendukung pengaspalan jalan dan pembangunan beberapa fasilitas wisata utama.

Diharapkan, pada tahun 2027, kawasan ini sudah siap untuk menyambut wisatawan dari berbagai penjuru. Selain sebagai destinasi wisata, Agrowisata Cikapek juga diharapkan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat setempat mengenai pertanian dan peternakan yang berkelanjutan. Dengan luas lahan mencapai 52 hektar, kawasan ini akan menampilkan berbagai produk lokal yang dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ketahanan pangan berbasis organik.

Gunawan Rusminto menambahkan, “Agrowisata ini bukan hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat setempat yang dapat terlibat langsung dalam pengelolaan pertanian dan peternakan ramah lingkungan. Ini juga merupakan langkah konkret untuk mendukung ketahanan pangan di daerah.”

Pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal menjadi salah satu aspek utama dalam pengembangan Agrowisata Cikapek. Kawasan ini diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja dari berbagai sektor, seperti petani, peternak, serta pekerja di sektor pariwisata dan perhotelan. Dengan demikian, Agrowisata Cikapek akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Lebak dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Selain itu, dengan terus mengusung prinsip keberlanjutan dan kearifan lokal Baduy, Agrowisata Cikapek berpotensi menjadi salah satu destinasi termewah di Banten yang menggabungkan keindahan alam, budaya lokal, dan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Pemkab Lebak sangat optimis bahwa Agrowisata Cikapek akan menjadi ikon baru pariwisata Lebak yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rencana pembangunan ini menjadi bagian penting dari upaya Pemkab Lebak untuk mengurangi angka pengangguran serta mendorong pemberdayaan masyarakat melalui sektor pertanian dan pariwisata.—(dimas/red)

*) sebuah catatan perjalanan

Pos terkait