Penurunan suku bunga di Amerika Serikat diperkirakan akan membawa dampak signifikan terhadap pasar properti di Indonesia. Menurut laporan CNN, langkah Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga bertujuan menggairahkan pasar perumahan yang lesu akibat harga tinggi dan pasokan rendah. Namun, dampak penurunan suku bunga AS ini bisa meningkatkan permintaan tanpa diimbangi oleh peningkatan pasokan, sehingga berpotensi menaikkan harga properti di Indonesia, terutama di kota-kota besar dengan kebutuhan rumah yang tinggi.
Jika Federal Reserve menurunkan suku bunga secara agresif, biaya hipotek dapat turun secara signifikan. Ini akan memudahkan masyarakat untuk membeli rumah, tetapi jika pasokan rumah tetap terbatas, peningkatan permintaan justru bisa membuat harga rumah semakin tidak terjangkau. Situasi ini menciptakan dilema, di mana penurunan suku bunga yang dimaksudkan untuk memudahkan pembelian rumah malah memperburuk masalah keterjangkauan.
Dampak terhadap Sektor Properti di Indonesia
Di Indonesia, kebijakan suku bunga di AS dapat berdampak tidak langsung pada sektor properti. Saat suku bunga global turun, bank sentral di negara lain, termasuk Indonesia, dapat mempertimbangkan untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga domestiknya. Penurunan suku bunga di Indonesia, yang saat ini berada di level 5.75% (per Agustus 2024 menurut Bank Indonesia), bisa mendorong peningkatan pembelian rumah karena pinjaman menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.
Namun, tantangan utama yang serupa dengan AS juga dihadapi oleh Indonesia, yaitu pasokan rumah yang belum seimbang dengan permintaan. Berdasarkan data Kementerian PUPR, backlog atau kekurangan kebutuhan rumah di Indonesia pada 2022 mencapai 12,75 juta unit. Jika suku bunga turun, lonjakan permintaan tanpa peningkatan pasokan yang signifikan dapat mendorong kenaikan harga properti, terutama di daerah perkotaan.
Untuk menjaga stabilitas pasar properti, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan pasokan rumah yang terjangkau. Langkah-langkah seperti program perumahan subsidi dan insentif untuk pengembang dapat membantu mengurangi ketimpangan antara pasokan dan permintaan, serta menjaga keterjangkauan rumah bagi masyarakat. (dimas)