PANDEGLANG, BANTENGATE.ID – Perkumpulan Kesatuan Aksi Peduli Banten (KAP-B) menggelar Aksi Unjuk Rasa (Unras) di depan Kantor Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Pandeglang, Kamis (22/6/2023). Aksi dipicu lantaran adanya dugaan data fiktif Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau sekarang Bantuan Sembako Tunai (BST) yang kerap disalahgunakan oleh segelintir oknum.
Dalam aksinya, massa menuntut agar dinas dan pihak terkait bertanggung jawab dan menindak tegas para pelaku tersebut.
“Aksi Unras ini kami lakukan berdasarkan hasil kajian serta Investigasi terkait polemik bantuan sosial dari Kementrian Sosial Republik Indonesia yang terjadi di Kabupaten Pandeglang,” ucap Koordinator aksi, Iik Sengkleh.
“Kami meminta supaya para oknum mulai hari ini stop merampok hak hak para KPM Bansos yang selama ini selalu disiasati guna terpenuhinya uang saku para oknum yang disinyalir dilakukan secara berjamaah,” sambungya
Selain itu, massa pengunjuk rasa juga menuntut agar pihak penegak hukum mengusut tuntas Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang atas dugaan banyaknya data fiktif KPM PKH dan BPNT di Pandeglang serta dugaan adanya persekongkolan yang dilakukan oleh oknum atas pendistribusian bantuan tunai menjadi non tunai yang tidak sesuai dengan Peraturan Kementerian Sosial (Permensos).
“Kami menuntut agar segera usut tuntas pihak dinas Sosial Kabupaten Pandeglang yang diduga tidak menegakan permensos terkait BPNT tunai ke non tunai. Juga, usut tuntas adanya dugaan Mark-Up data KPM PKH dan BPNT non tunai yang fiktip di Kabupaten Pandeglang,” tegasnya.
Sementara, aksi unjuk rasa yang digelar di Kantor DPMPD Kabupaten Pandeglang, massa mendesak agar pihak yang berwenang memeriksa kepala desa se-kabupaten Pandeglang terkait adanya dugaan manipulasi data KPM yang berdampak terhadap bantuan sembako tunai tidak tepat sasaran.
Massa mengancam akan melakukan unjuk rasa kembali dengan jumlah massa yang lebih banyak jika tuntutannya tidak dikabulkan. ***(dad).