Disbudpar Kabupaten Lebak dan Institut Teknologi Indonesia Jalin MoU Sinergi Aplikasi dan sistem Kepariwisataan

Disbudpar Kabupaten Lebak dan Institut Teknologi Indonesia Jalin MoU Sinergi Aplikasi dan sistem Kepariwisataan

DINAS Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjalin kerjasama (MoU) dengan Perguruan Tinggi Institut Teknologi Indonesia (ITI), Prodi Teknik Informatika dalam upaya lebih mengoptimalkan sinergitas program aplikasi sistem keparawisataan.

Bacaan Lainnya

Sebagai langkah awal dari kerjasama (MoU) diadakan bedah pendapat melalui Focus Group Discussion (FGD) antara Tim kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak dan Perguruan Tinggi Institut Teknologi Indonesia, Prodi Teknik Informatika, dan dihadiri Rektor ITI, Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPU, ASEAN Eng, di Saphire Sky Hotel, BSD, Tangerang, baru-baru ini.

“Kegiatan FGD berfokus pada pelaksanaan MBKM mahasiswa bidang Informatika dan juga pengenalan dengan berbagai CEO dari perusahaan-perusahaan startup yang bergerak dibidang Informatika untuk penguatan promosi potensi pariwisata di Kabupate Lebak,” Kata Kadisbudpar Lebak, Imam Rismahayadin, melalui Kabid Pemasaran Disbudpar Lebak, Effendy, S.Sos., M.M, di kantornya, Senin (4/12/2023).

Tujuan dari FGD ini, kata Effendy,  adalah sebagai bentuk penguatan kerjasama upaya mencetak SDM unggul dan mendukung pembangunan nasional di bidang keparawisataan. Tim Kerjasama Disbudpar Lebak memandang penting program ini dan harus berkelanjutan, karena kaum millenial, terutama mahasiswa-mahasiswa di Perguruan Tinggi ITI pada khususnya  yang melaksanakan program MBKM  bisa mewujudkan sinergitas sistem dan aplikasi kepariwisataan yang ada di Dibuspar Lebak.

Tim Kerja Disbudpar Kabupaten Lebak, pada forum FGD menyampaikan potensi budaya dan destinasi pariwisata. Selain itu,  menyampaikan kelebihan serta kekurangan sistem aplikasi yang dimiliki Disbudpar Lebak saat ini.

Melalui FGD diharapkan dimasa mendatang, dapat dicapai upaya mewujudkan implementation Agreement yang win- win solution untuk universitas dan juga pemerintah daerah. FGD ini juga mengenalkan berbagai perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia yang befokus pada bidang teknologi, seperti SETOKO, GAVIN, Bisa AI Academy, dan lain-lainnya.

“Kami merasa terbantu dengan adanya program ini, dan diharapkan melalui  pengembangan sistem dan aplikasi berbasis teknologi dapat terwujud tata kelola sektor keparawisataan yang lebih unggul, khususnya dalam pelayanan informasi wisatawan,” kata Effendy.

Rektor ITI, Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, menyampaikan apresiasi kepada Dispbudpar Kabupaten Lebak yang sudah bersedia melakukan MoU dengan ITI dalam upaya lebih mengembangkan promosi potensi pariwisata di wilayah Kabupaten Lebak.

“Sesuai dengan Visi Kabupaten Lebak Tahun 2019-2024;”Sebagai Destinasi Wisata Unggulan Nasional Berbasis Potensi Lokal”, sudah seharusnya mendapat dukungan semua pihak.  Oleh sebab Kabupaten Lebak memiliki berbagai potensi destinasi wisata adat, budaya, sejarah, wisata bahari dan destinasi wisata lainya,”kata Marzan Iskandar.—

Sementara Kadisbudpar Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin, mengatakan, bahwa di Kabupaten Lebak, saat ini sedang di usung pengembangan potensi taman bumi dengan nama Geopark Bayah Dome atau Taman Bumi Kubah Bayah. Geopark ini bertujuan untuk konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.

Geopark Bayah Dome sejauh ini memiliki 10 geosite atau tempat yang memiliki jejak rekaman penting tentang sejarah bumi. Biasanya berupa batu cadas dan pasir yang bisa menjelaskan perkembangan kebumian (geologi), alam, makhluk hidup, serta budaya dari zaman purba hingga sekarang.

Geosite Cadas Kadatuan yang berada di Desa Sajira Mekar, Kecamatan Sajira, misalnya. Batuan di geosite ini berupa perselingan batu gamping klastik dan lempung gampingan dengan struktur paralel laminasi dancrosslaminasi. Di lokasi ini juga ditemukan strukturpotholesdi bagian permukaan batu gamping yang diakibatkan oleh arus turbulen, sehingga mengikis permukaan pada batu gamping.

Sementara geosite Fosil Kayu Sempur berada di Desa Sukamarga, Kecamatan Sajira. Daya tariknya adalah batang kayu yang telah mengalami silisifikasi dengan komposisi kuarsa. Ada juga geosite Curug Cikawah Desa Sobang, Kecamatan Sobang. Geosite ini berupa air terjun yang terdiri dari beberapa tingkat dengan ketinggian sekitar 7- 10 meter pada aliran Sungai Cikawah, yang tersusun oleh lava dari batuan Gunung Endut, gunung dengan ketinggian 1.207 mdpl yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Banten.

Ada pula geosite Gua Sanghiang yang berada di Desa Hariang, Kecamatan Sobang. Mulut gua ini memiliki lebar sekitar 2,5 – 3 meter. Gua ini tersusun atas batu gamping kristalin dengan ornamen berupa stalaktit yang masih terus tumbuh, stalaktit dan stalakmit yang hampir bertemu membentuk pilar gua,flowstone, dansinkhole di bagian tengah gua.

Terdapat pula geosite Curug Cipicung yang berlokasi di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sobang. Batuan di tempat ini berasal dari lava andesit dari Gunung Api Endut dengan karakteristik sifat fisik berwarna abu-abu hingga abu-abu kehitaman, tekstur afanitik, hipokristalin, struktur vesikular, dan keras.

Gunung Api Endut merupakan kompleks pegunungan yang mengelilingi Kubah Bayah. Kompleks pegunungan tersebut terbentuk akibat proses terobosan magma basalt-andesit pada Pleistosen Awal. Air terjun aliran Sungai Cibongkok ini memiliki ketinggian 75 meter berarah relatif barat daya-timur laut.

Ada pula geosite Curug Cisuren yang berada Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber. Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 7 meter yang dilalui oleh Sungai Cisuren. Air terjun ini terbentuk akibat adanya sesar normal dari pembentukan sebuah depresi melingkar yang diduga merupakan sebuah kaldera.

Sedangkan geosite Gunung Luhur berada di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber. Formasi Cimapag terendapkan pada depresi sekitar Kubah Bayah. Batuannya adalah perselingan batupasir dan batu lempung Anggota Batulempung Formasi Cimapag dengan struktur laminasi sejajar dan sisipan tipis lignit. Batuan ini telah terdeformasi dan mengalami proses hidrotermal, sehingga sebagian besar komposisi batuan tersebut berubah menjadi mineral lempung.

Sedangkan geosite Curug Ciporolak berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 70 meter yang melewati Sungai Ciambulawung. Air terjun ini terbentuk akibat proses struktur geologi. Dari batuan yang tersingkap di tempat ini merupakan tuf dengan karakteristik warna abu-abu kecoklatan, memiliki ukuran butir kasar, keras, komposisi batuan tersusun oleh gelas vulkanik dan fragmen batuan.

Ada pula geosite Kompleks Mineralisasi Cirotan berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Cibeber. Di lokasi ini ditemukan morfologi dari Air Terjun Kadu Punah dengan ketinggian 30 meter yang terbentuk akibat struktur geologi.

Sedangkan geosite Batu Bedil berada di Desa Cibeber, Kecamatan Cibeber. Secara geologi, batuan yang ditemukan adalah batuan beku basalt akibat kegiatan vulkanisme Pleistosen. Batuan ini memiliki karakteristik warna abu kehitaman, tekstur porfiritik halus, hipokristalin, inequigranular, komposisi mineral plagioklas, k-feldspar, kuarsa, piroksen, dan massa dasar gelas vulkanik.

Dalam pengembangan potensi destinasi wisata atau pengembangan potensi taman bumi di Kabupaten Lebak,  agar dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan tetap terpeliharanya alam, diperlukan partisipasi semua pihak.  Dari  Jakarta – Kota Rangkasbitung, sekarang bisa ditempuh sekitar satu jam melalui jalan Tol Jakarta – Serang – Panimbang dan exit di Pintu Tol Rangkasbitung.

“Melalui  MoU antara  Disbudpar Lebak dengan Perguruan Tinggi  ITI, Banten, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi potensi destinasi wisata di Lebak dan memacu jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini. Apalagi antara Jakarta – Kota Rangkasbitung dapat dtempuh dengan waktu ekitar satu jam melalui jalan Tol,” kata Imam ismahayadin.–(adv/disbudpar lebak)

Pos terkait