

CIANJUR, Banten Gate.id–Paguyuban Pasundan Komda Wilayah II, akan menggelar kegiatan Gowes Bareng dengan Route Makodim 0608 Cianjur dan Finish di Situs Megalith Gunung Padang, di Cianjur, Jawa Barat, Minggu 13 November 2022 mendatang.
Ketua Paguyuban Pasundan Komda Wilayah II, DR. Abah Ruskawan, mengatakan, kegiatan Gowes Bareng Situs Megalith Gunung Padang, sebagai rangkaian memperingati Milangkala ke-109 Paguyuban Pasundan, Dies Natalies ke-62 UNPAS, HUT ke-77 TNI, dan memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November.
“Panitia sudah mengundang sekitar 4.000 orang goeser dari seluruh tanah air untuk ikut memeriahkan acara tersebut. Sepanjang route perjalanan, para goeser selain bisa menyaksikan keindahan alam dan misteri Situs Megalith, sekaligus tadabur alam,”kata Abah Ruskawan kepada Banten Gate.id, Minggu malam (9/10/2022).
Situs Megalith Gunung Padang, areal utamanya seluas sekitar kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
Dijelaskan Abah Ruskawan, Paguyuban Pasundan Wilayah II, pada awal Januari 2022 lalu, pernah menyelenggarakan Dialog Bedah Buku “Situs Megalitikum Gunung Padang Episentrum Kejayaan leluhur Sunda” bertempat Situs Megalit Gunung Padang
“Bedah buku ini sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya. Hal itu dilakukan sesuai dengan Undang – Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Bahwa Pemajuan Seni dan Budaya adalah tangung jawab pemerintah dan semua komponen masyarakat, ” Kata Abah Ruskawan.
“Tidak menutup kemungkinan bahwa Peradaban Situs Megalitikum Gunung Padang bisa menjadi Peradaban Pertama dan terakhir didunia ,”kata budayawan Sunda dari Cianjur ini.
Buku Situs Megalitikum Gunung Padang Episentrum di terbitkan PB Paguyuban Pasundan yang ditulis oleh; Hayatun Hamid, Cece Suryana, Abah Ruskawan, Ade Prianganu, Widya Utama dan Irma Purnama Sari.
Situs Megalith Gunung padang ini bukan saja milik warga cianjur tapi milik seluruh warga dunia, kita berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan agar dunia tau bahwa di cianjur mempunyai situs yang usianya melebihi mesir.–(dimas)