Guru, Tanpamu Apalah Aku

Guru, Tanpamu Apalah Aku

Oleh : Dian Martiani

Pemerhati Pendidikan

 

Bacaan Lainnya

SEORANG sahabat membagikan tulisan kenangan saya di wall akun FB beberapa tahun lalu.  Tulisan tersebut dibuat khusus saat hari guru. Berbentuk puisi. Isinya kurang lebih, bahwa saat semua profesi dapat di digitalisasi, tidak dengan profesi guru. Ternyata, saat ini, beberapa tahun kemudian, banyak yang mencoba menggantikan tugas guru, apakah berupa aplikasi, atau sekedar metode pengajaran berbasis IT.

Betul, tugas guru dalam mentransfer pengetahuan dan keterampilan saat ini sudah banyak yang menggantikan.  Berkat kemajuan teknologi.  Tersedia sangat banyak pilihan.

Para peserta didik dapat cepat menguasai sebuah materi pembelajaran, berkat kemajuan teknologi, bahkan nyaris tidak memerlukan guru secara fisik.  Tanpa biaya banyak, mereka bisa melanglangbuana ke berbagai penjuru dunia menangkap segala ilmu.

Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini.  Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pilihan metode pembelajaran yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dijalani.  Demi mengurangi resiko penularan Covid-19 yang masih enggan untuk beranjak.

Ilmu boleh bertambah. Pun demikian dengan keterampilan.  Namun, pertumbuhan dan perkembangan sikap, ternyata masih membutuhkan sosok teladan dan pendampingan dari seorang guru.  Kasih sayang dan kesabaran guru dalam menanamkan karakter, adalah “kemewahan” yang sangat mahal, tak tergantikan oleh aplikasi secanggih apapun.

Peserta didik mungkin dapat melejit pengetahuan dan keterampilannya berkat kemajuan teknologi. Namun terkadang jiwanya terasa kering. Tanpa kehadiran guru disampingnya.

Sejatinya guru tak hanya sebagai pengajar, ia juga berfungsi sebagai pendidik, pemimpin, pengganti orang tua, dan berfungsi sebagai penasehat spiritual.  Fungsinya sebagai pengajar, mungkin dapat digantikan oleh sistem yang dibangun sedemikian rupa. Namun, empat fungsi yang lain hanya akan didapatkan dari sosok bernama GURU.

Banyak orang tua yang baru menyadari, betapa tugas guru adalah tidak mudah.  Butuh kesabaran dalam menjalaninya.  Baru menggantikan tugas guru beberapa bulan saja, karena Pandemi, tak sedikit dari mereka mulai mengeluh. Ingin segera proses pembelajaran normal kembali.

Aah, guru…

Sosok yang senantiasa di gugu dan ditiru…

Berpisah dengannya membuahkan rasa Rindu.

Meski bersahaja, namun menghangatkan jiwa.

Terimakasih guru,

Tanpamu, apa jadinya aku.

Selamat Hari Guru, di  seluruh Guru Indonesia  25 November 1945-25 November 2020 (****)

Pos terkait