Inovasi PGPR Akar Bambu di Kabupaten Tangerang: Solusi Untuk Pertanian Berkelanjutan

Inovasi PGPR Akar Bambu di Kabupaten Tangerang: Solusi Untuk Pertanian Berkelanjutan

Tangerang, Bantengate.id–Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, kini sedang mengembangkan inovasi berbasis komunitas dalam sektor pertanian melalui penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang dibuat dari akar bambu. Inovasi ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

PGPR adalah kelompok bakteri yang hidup di sekitar akar tanaman dan memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, kesuburan lahan, dan hasil panen. Bakteri ini bekerja dengan mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi amonia yang bermanfaat bagi tanaman. Selain itu, PGPR juga menyediakan berbagai mineral penting seperti besi, fosfor, dan belerang yang dibutuhkan tanaman, serta memacu peningkatan hormon tanaman yang langsung berpengaruh terhadap pertumbuhannya.

Dalam laman Tangerangkab.go.id edisi 12 Agustus 2024 dipaparkan, bahwa novasi ini dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Tangerang dengan memanfaatkan akar bambu yang telah lapuk sebagai bahan utama pembuatan PGPR. Akar bambu dikenal memiliki kemampuan menghasilkan enzim selulase, terutama lingo selulase, yang membantu dalam proses dekomposisi organik dan pembentukan mikroorganisme yang bermanfaat. Proses pembuatan PGPR dari akar bambu melibatkan fermentasi yang sederhana dan mudah dilakukan oleh petani setempat.

Pembuatan larutan PGPR ini dilakukan dengan cara membersihkan akar bambu, menghancurkannya hingga memar, dan kemudian merendamnya dalam air selama 5-7 hari hingga terbentuk larutan dengan bau khas. Larutan ini kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain seperti dedak, terasi, kapur sirih, dan molase untuk menghasilkan larutan yang siap digunakan. Hasilnya adalah produk PGPR yang dapat diaplikasikan langsung pada benih, bibit, atau tanaman dewasa untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit.

Penggunaan PGPR akar bambu ini memberikan berbagai manfaat bagi pertanian. Salah satunya adalah meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan dan patogen lainnya. Selain itu, aplikasi PGPR terbukti dapat mengurangi keparahan penyakit pada tanaman, memperbaiki fiksasi nitrogen di tanaman kacang-kacangan, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi penting lainnya di dalam tanah.

Tidak hanya berperan dalam meningkatkan produktivitas pertanian, inovasi PGPR akar bambu juga berkontribusi pada upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tangerang. Dengan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia dan pestisida, PGPR memberikan solusi yang lebih ekonomis dan berkelanjutan dalam praktik pertanian. Hasil produksi PGPR ini kemudian didistribusikan kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani di wilayah tersebut, serta disebarkan lebih luas melalui komunitas penyuluh swadaya.

Secara keseluruhan, inovasi PGPR akar bambu di Kabupaten Tangerang tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan petani. Dengan teknologi yang ramah lingkungan ini, Kabupaten Tangerang menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di masa depan.–(red)

Pos terkait