Katara Ayana, Karasa Manfaatna: Catatan Ringan Pelantikan DPD KWRI Banten

Dian KWRI

dian wahyudiKatara Ayana, Karasa Manfaatna : Catatan Ringan Pelantikan DPD KWRI banten

Bacaan Lainnya

Dian Wahyudi
Komunitas Sigma Banten

Sebenarnya menulis merupakan aktivitas yang sangat berat bagi saya, karena kita harus jungkirbalik menuangkan gagasan ataupun pesan tersirat dan tersurat yang ingin kita sampaikan, kepada siapapun. Kalau saya menulis, ditujukan terutama  kepada para pengambil keputusan, utamanya kepada Eksekutif.

Saya banyak melakukan trip atau perjalanan susur Curug atau Air Terjun, bukan hanya sekedar mengenalkan Destinasi Wisata di Lebak, namun juga sebenarnya menyampaikan bagaimana kondisi infrastruktur dan kondisi warga sekitar, menyampaikan pesan, betapa cukup banyak potensi yang dapat di kembangkan, namun harapan tinggi para wisatawan kadang tidak dibarengi dengan kondisi jalan yang memadai menuju berbagai destinasi wisata. Disamping tentunya mencari inspirasi serta mengajarkan bertualang dan cinta alam kepada anak-anak saya.

Syukurnya saya banyak melakukan perjalanan, bertemu dengan banyak orang, jadi bahan menulis selalu ada. Jadinya, menulis terasa ringan, menjadi aktivitas yang menyenangkan, bukan beban, karena sebagian besar inspirasinya di dapat bari seuseurian jeung lalagaan (sambil tertawa dan bercanda), namun yang penting tulisannya bermanfaat.

Alhamdulillah, tulisan hasil lalagaan, sersan (serius tapi santai), tersebar dimuat di berbagai media cetak dan media online. Semoga dapat menjadi inspirasi oleh berbagai pihak.

Agakya, mungkin  itu juga  yang menjadi pertimbangan teman-teman di DPD Banten KWRI (Komite Wartawan Reformasi Indonesia) pimpinan,  Ka H. Edi Murpik, meminta saya menjadi Ketua Bidang Diklat dan SDM, dianggap bisa menulis, dipikir-pikir, siga pribahasa sunda, magahan ngojay ka meri (seperti pribahasa sunda, mengajarkan berenang ke meri (punten)), mengajari wartawan menulis, duh. Lajunamah, karena saya sudah kenal dengan Ka H. Edi Murpik sejak 15 tahun yang lalu, sejak beliau masih di Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, saya akhirnya bersedia. Dengan modal semangat saling berbagi dan bersinergi.

Beberapa hari yang lalu (5 November 2020), Ketua umum DPP KWRI, Bapak Ozzy Sulaiman Sudiro, melantik pengurus DPD KWRI Provinsi Banten dan pengurus DPC KWRI Kab/Kota se-Provinsi Banten. Acara di gelar dengan tetap memperhatikan protokol SOP Covid-19, berlangsung di Waterboom Bina Insan Mandiri (BIM), Rangkasbitung.  Di tengah rintik  hujan dan tekad bersama, acara itu pun berlangsung lancar, dan semoga dengan frekuensi yang sama pula.

Apalagi diantara undangan yang hadir, sebagian besarnya saya kenal, jadilah banyak ngobrol dan diskusi. Kebanyakan tokoh, jadinya saya cukup banyak menyerap ilmu dengan hadir di acara tersebut. Nuhun heug…

Hadir dalam acara ini, Bupati Lebak yang diwakili Kadis Kominfo Kabupaten Lebak, senior saya, Ka Doddy Irawan, Kabid Humas Polda Banten, Kombes. Pol. Edy Sumardi, unsur Forkompimda Lebak dan utusan OPD Kab/Kota di Banten. Selain itu, hadir pula Rektor Universitas Tangerang (Untara) Prof. DR. Bobby Reza, Bung Ipan Hilmawan Ketua DPD Rajawali Nusantara Banten, dan undangan lainnya.

Mengutip Bantengate.com,  Ketua Umum DPP KWRI, Ozzy Sulaiman, dalam pengarahannya mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, yang dampaknya dirasakan masyarakat, terutama dalam sektor perekonomian mengajak insan pers untuk terus kritis dan menyajikan berita yang bermanfaat untuk masyarakat luas, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai pers yang luhur yakni menjunjung kebenaran.

KWRI lahir dari semangat reformasi, sudah sepatutnya para jurnalis tidak hanya memiliki dan paham kriteria 5W + 1H, tapi lebih dari itu, jurnalis harus memiliki jiwa perubahan positif, jurnalis harus jeli dan bisa memililh dan memilah informasi yang nantinya akan diberikan kepada publik.

Sementara itu, Ketua DPD Provinsi Banten, H. Edi Murpik, mengatakan, bahwa pelantikan ini tidak lain sebagai amanah yang harus diemban bersama, dalam rangka menuju KWRI yang maju. Menciptakan pers yang berdaulat dan rakyat bermartabat.

Menurut H. Edi Murpik, para jurnalis di bawah naungan KWRI harus mampu menjadi change agent bagi dirinya sendiri dan masyarakat pada umumnya. KWRI di Banten mengusung motto, Katara Ayana, Karasa Manfaatna (terlihat keberadaanya dan terasa manfaatnya) yang terus digaungkan bisa merubah mindset bahwa jurnalis hadir sebagai mitra pembangunan masyarakat.

Sudah saatnya KWRI bangkit, sehingga pelantikan ini menjadi momentum pembuktian diri, aspek administratif sudah terpenuhi, ikrar sudah dikumandangkan, serta mengajak kepada seluruh pengurus DPC KWRI ditiap Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, agar segera bergerak memberikan kontribusi yang nyata ditengah masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, KWRI Banten juga memberikan donasi bagi sejumlah anak yatim dan dhua’fa, serta pembagian masker dalam rangka mendukung tim gugus memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Disamping acara pelantikan. Ada satu tema yang saat itu saya obrolkan dengan salah seorang yang hadir disela-sela acara, yaitu tentang Ekonomi Kreatif, ternyata ada satu hal menarik namun beririsan di tiga OPD, salah satunya tentang kemasan makanan plus jenis makanan-nya. Ada di Dinas Koperasi dan UKM, di Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata. Intinya ada di nilai tambah, barang yang sama menjadi lebih mahal harganya dengan inovasi dan kemasan yang menarik. Masalahnya ini ada di tiga OPD yang berbeda.

Saya sampaikan pula kalau saya punya berbagai tulisan tentang Destinasi Wisata, utamanya Curug (Air terjun), kebanyakan tentang trip alias bertualang yang tulisannya terserak di media cetak, majalah 1828 dan online, yang sejak lama ingin saya buku-kan agar terdokumentasi rapi. Saya sampaikan, ini bukan masalah harga atau saya tidak mampu mencetak menjadi buku, tapi saya ingin ini dicetak oleh Pemkab, agar terpublikasi kepada publik.

Masalah tulisan saya dianggap tidak layak, saya ampuuunnn, nyerah. Namun jika alasannya karena isi harus disesuaikan dengan kebutuhan promosi, tidak ada yang tidak mungkin.

Ibarat cinta, masih bertepuk sebelah tangan. Kalau meminjam syair lagu, yang pas kayaknya lagu yang berjudul Menanti sebuah jawaban dari grup Padi : Aku tak bisa luluhkan hatimu / Dan aku tak bisa menyentuh cintamu / Seiring jejak kakiku bergetar / Aku tlah terpaku oleh cintamu / Menelusup hariku dengan harapan / Namun kau masih terdiam membisu.—(***)

Pos terkait