MALINGPING, BANTENGATE.ID– Khotib Sholat Idhul Fitri 1443H/2022M, Drs. KH. Achmad Ruyani, M.PD, mengatakan, berbagai musibah turun dan menimpa umat manusia dalam bentuk bencana alam, gunung meletus, badai tsunami mengamuk, banjir bandang, dan tanah longsor, boleh jadi karena kita sebagai manusia kurang bersyukur atas rachmat dari Allah SWT.
Hal tersebut disampaikan, KH. Achmad Ruyani, dalam khotbah Sholat Idhul Fitri 1443 H, di alun-alun Kota Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (2/5/2022).
Menurut KH. Ruyani, selain berbagai bencana alam, juga terjadi bencana sosial, seperti; kenakalan remaja merajalela, tarwuran remaja hingga tawuran antar kampung. Kemudian, ad juga bencana penyakit corona (covid-19) yang terjadi selama hampir dua tahun terakhir ini.
“Kita baru sedikit lega dari bayang-bayang pandemi corona. Perantau sudah boleh mudik, Sholat Idhul Fitri sudah bisa dilakukan di masjid maupun dilapangan dan kegiatan ibadah sudah bisa dilaksanakan. Allah sudah menarik sedikit demi sedikit virus corona dari muka bumi. Lalu bukti apalagi yang menyebabkan kita sepertinya tidak mempercayai tehadap adzab dan kekuasaan Allah. Semoga kita termasuk ke dalam kelompok orang yang pandai bersyukur,”kata KH. Ruyani.
Menurut KH. Ruyani, bulan suci Ramadhan 1443 H, telah berlalu. Satu bulan penuh, rasa haus dan lapar telah kita lakukan, satu bulan penuh juga kita telah berusaha lebih mendekatkan diri kepada sang maha pencipta, Allah SWT, dengan memperbanyak amal badah dan tadarus Al-Qur’an.
Kita telah berusaha untuk mengendalikan pandangan kita, pendengaran kia dan juga mulut kita dari dusta dan dosa. Kita telah berusaha untuk membersihkan diri kita, membersihkan hati kita, bahkan juga harta kekayaan kita dengan mengeluarkan zakat fitrah, zakat mal infaq dan sodakoh. Oleh karena, ibadah puasa pada hakekatnya adalah proses pensucian diri. Proses Tazkiyatun nafsi.
“Semoga kebiasaan baik kita selama bulan Ramadhan menjadi landasan dalam meniti dan menata kehidupan di masa depan, kehidupan setelah Ramadhan, sebagaimana firman-NYA dalam surat Al -Baqoroah:185;”Hendaklah kalian sempurnakan bilangan (puasamu sebulan penuh) dan besarkanlah Allah (atas petunjuknya pada kalian supaya kalian bersyukur,” tegas KH. Ahmad Ruyani.
Dengan ayat tersebut, kata KH. Ruyani, Allah mengajarkan kepada kita, bahwa setelah selesai menjalankan ibadah, kita harus membesarkan Allah dengan banyak mengucap takbir dan bersyukur kepada-NYA.
Takbir artinya membesarkan Allah dan mengecilkan apapun selain Allah. Dalam ibadah puasa, Takbir itu mencermnkan dan mengecilkan pengaruh hawa napsu dan menghidupkan kebesaran Allah SWT. Ketika membaca Al-Qura’an, kita mengecilkan seluruh pembicaraan manusia, dan hanya membesarkan kalamullah.
Allah maha tahu, bahhwa kita sering mengucap kalimat takbir ketika dalam ibadah, tetapi sering melupakannya diluar itu. Di dalam masjid kita membesarkan Allah, namun di luar masjid kita membesarkan kekayaan, membesarkan keadaan dan kedudukan.
Di atas hamparan sajadah kita mengucap kalimat takbir, tetapi manakala berada di kantor, di tempat bekerja, di pasar dan dlsaat sedang ditengah masyarakat kita lupa akan kebesaran Allah, dan digantikan dengan sikap takabur.
Kita sering mengeluh, ini zaman susah, mencari uang susah, bahkan hampir semuanya mengaku tidak punya uang. Padahal jika kita cermati, memasuki pertengahan puasa pusat perbelanjaan penuh diserbu pembeli untuk mencukupi kebutuhan lebaran, mulai makanan sampai pakaian.
Fenomena ini, kata KH. Ruyani, sangat jauh dengan kondisi keluarga Rasullah SAW, Sayyidah Fatimah. Fatimah, pernah menangis tersedu-sedu karena putranya meminta dibelikan baju baru di saat lebaran tiba.
Bunda Faimah hanya bisa mengatakan kepada kedua puranya, Hasan-Husen;”bahwa baju kalian masih ditukang jahit, mungkin belum selesai. Mudah-mudahan tidak lama lagi datang diantarkan. Padahal Fatimah, tidak pernah memesan baju untuk kedua anaknya itu.
Tiba-tiba datang seorang tukang jahit, lalu memberikan baju lebaran untuk kedua cucu Rasullah SAW itu. Tukang jahit tersebut adalah malaikat, Ridwan, penjaga syurga. Ternyata keteguhan dan ketangguhan Sayyidah Fatimah telah nengetarkan syurga.
Sekarang kita lihat, dirumah serba ada, dari mkanan sampai dengan masakan. Sementara Sayidah Faimah bersama suami dan keluarganya memakan gandum, itupun sudah basi yang baunya sampai tercium keluar rumah.
Lalu, seorang sahabat Nabi, Ibnu Rifa’i, yang mengetahui kondisi keluarga Fatimah berlinang air mata dan kemudian menyampaikannya kepada Rasullah SAW tentang keadaan rumah purinya.
Rasullah SAW, mendatangani rumah putrinya dan memeluknya sambil menagis, dan berkata;”sungguh nak, surga untumu. Ketauhilah kesederhanaanmu dibunia ini akan dibalas syurga oleh Allah SWT di akhirat kelak. Subhanallah.
Pertanyaannya; “sudahkah kita membagikan sebagain rezeki yang Allah berikan untuk barang sedikit saja dengan tetengga kita yang nasibnya kurang beruntung”?.
Bukankah Allah telah mengingatkan kita dalam surat Ibrahim ayat 7;” Dan ingatlah Tuhanmu memaklumkan, Apabila kamu sekalian pandai bersyukur terhadap nikmatku, maka akan aktu tambah nimkat itu, tetapi manakala kalian kufur terhadap nikmat itu, maka adzabku lebih dahsyat (QS14:07)“.
Oleh sebab itu, bila kondisi saat ini berbagai musibah dan bencana turun bertubu-tubi menimpa umat manusia; boleh jadi karena sikap dan perilaku kita tidak pandai bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Semga kita termasuk orang yang pandai bersyukur.
Sebelumnya, Camat Malingping, Lingga Segara, S.STP, M.Si, membacakan sambutan tertulis Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya. Dalam pesanya Iti Octavia JB, meminta kepada masyarakat, sekalipun perayaan dan Sholat Idhul Fitri mulai dilonggarkan, namun masyarakt harus tetap mengikuti protokol kesehatan, karena pandemi covid-19 belum berakhir tuntas.
Bupati Iti Octavia JB, melarang seluruh ASN dilingkungan Pemkab. Lebak untuk mengadakan acara halal bihalal, karena mengundang kerumunan massa. Selain itu, meminta ASN dan masyarakat untuk mematuhi dan melaksanakan vaksin tahap tiga.
“Pandemi coivid-19 di Indonesia sudah menurun, namun tetap harus waspada dan mengajak kepada warga Lebak untuk tetap peduli dengan sesama serta mensucikan diri dengan cara menunaikan zakat fitrah, infaf dan sodaqoh.--(dimas)