BANTENGATE,ID.LEBAK– Tempatnya begitu sederhana. Juga tak pakai papan nama yang menunjukan identitas sebuah kedai rumah makan. Orang mengenalnya dengan sebutan Kuliner Ikan Bakar Pasar Buah Mandala. Kuliner ikan bakar ini selalu ramai dikunjungi berbagai strata masyarakat di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Crew media Bantengate, Minggu (15/8/2021) setelah joging di pagi hari, ditengah cuaca dan udara kota “Multatuli” masih yang segar, mampir di kuliner milik Andi (40) warga Wantisari, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Di kedai yang sederhana itu, sudah banyak keluarga dan orang duduk bersila di tempat yang terbuat dari bambu, namun dengan jarak yang berjauhan sambil menikmati santap sarapan pagi ikan bakar. Di kedai ini tersedia berbagai jenis ikan laut segar seperti; kakap merah, layur, tongkol, kue dan cakalang. Ada juga ikan gurame, ikan nila dan ikan mas serta sate daging sapi.
Ikan laut segar yang dibakar dadakan dan di santap dengan nasik akeul, di tambah sambal dadakan, petai bakar, menambah cita rasa tersendiri. Maknyuss…!!!.
Suasana nikmat dan rasa pedas sambal dadakan khas “Leuwidamar”, terdengar sayup-sayup terdengar lagu begadang dua Rhoma Irama. yang diplesetkan;….. apa artinya hari minggu, bagi orang yang tidak mampu. Mau ke pesta tak beruang, mending makan di kuliner ikan bakar pasar buah pasir malang………..”.
Selain menyuguhan ikan bakar, di rumah makan milik Andi (40) warga Wantisari, Leuwidamar ini, juga menyuguhkan menu sate sapi.
“Saya sudah berjualan disini sejak 15 tahun yang lalu. Semula, bersama ibu Emin saya berjualan di Terminal Sunan Kalijaga, Rangkasbitung. Namun sejak terminal dipindah ke Mandala, saya pun ukut pindah ke sisini,”akunya sambil sibuk mengipas-ngipas nasi yang baru diangkat dari aseupan ( tempat nanak nasi tradisional).
Menurut ayah dari 2 orang anak ini, sejak berjualan bersama ibunya, rumah makan tak pakai papan nama. Namun alhamdulillah orang mencari tempat makan milik saya dan ibu.
Sebelum pandemi cvid-19, dalam sehari kedai kuliner Andi bisa mengabiskan ikan laut berbagai jenis antara 20-35 Kg. Namun sejak covid-19, apalagi dengan diberlakukannya PSBB yang kemudian disusul dengan aturan PPKM, paling habis 5-10 kg.
“Yah, mo gimana lagi, sudah begitu aturannya. Sekarang ga boleh berkuruman….ga boleh kumpul. Yang makan juga cuma sebentar, beres makan langsung bayar..pergi,”kata Andi.
Andi berjualan sejak jam 09.00 pagi – jam 3 sore. Kadang jam satu juga juga sudah habis. Setelah habis ia pulang ke kampungnya di Wanti, sekitar 17 KM dari tempat ia berjualan. Kemudian, besoknya sehabis sholat subuh berangkat lagi untuk menyiapkan jualan khas ikan bakar pasar buah Pasir Malang. Begitulah keseharian Andi bersama enam orang pegawai yang semuanya masih keluarganya sendiri.– (dimas)