Milad Ke 70 KESTI TTKKDH, Puluhan Ribu Pendekar Ramaikan Festival ‘Keceran Tjimande’

Peringatan Milad Ke 70 KESTI TTKKDH di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat – Foto: tim.

Jakarta, Banten Gate.id –

Bacaan Lainnya

Milad ke- 70 KESTI TTKKDH (Kesenian Tari Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir) digelar dalam Festival Keceran Tjimande dari Banten untuk Indonesia di Stadion Madya, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2022).

Ribuan Pendekar anggota Kesti TTKKDH ahli pencak silat dari berbagai daerah turut hadir meramaikan acara tersebut. Sedikitnya terdapat 35 ribu Pendekar dari berbagai Paguron TTKKDH Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Lampung.

Acara turut dimeriahkan dengan pertunjukan Pentas Budaya Kampung Jawara KESTI TTKKDH, Laskar Urutan Cimande, Pengobatan Alternatif hingga penampakan Golok Raksasa Ciomas dan Paku Raksasa Al Madad serta pertunjukan Debus. Puncaknya digelar Ritual Keceran Tjimande yang merupakan tradisi Kesti TTKKDH dengan menampilkan seni bela diri Pencak Silat.

Ketua DPP Kesti TTKKDH, H. Wahyu Nurjamil mengatakan, Milad TTKKDH ke 70 tahun kali telah dipersiapkan semaksimal mungkin dari jauh hari dengan menampilkan beragam pertunjukan yang berbeda dari sebelumnya.

“Milad ke 70 kami berupaya milad ini berbeda dari yang lain. Kami pun berupaya milad Kesti TTKKDH mengangkat ke level nasional,” ungkapnya.

Dikatakannya, KESTI TTKKDH merupakan Organisasi atau perguruan yang bergerak di bidang seni dan budaya pencak silat yang beraliran cimande. Organisasi ini dibentuk sejak tahun 1952 dengan anggota sebanyak 6 juta yang tersebar di berbagai penjuru wilayah Indonesia maupun  di mancanegara.

“Keluarga KESTI TTKKDH sangat menjaga tradisi  yang diwariskan oleh para kasepuhan Cimande  sehingga sampai saat ini budaya leluhur masih terus terjaga dan lestari Kelid, Tari Kolot, Urutan dan Keceran, dari sejak cimande berdiri ratusan tahun silam, masih ada sampai dengan saat ini, sebagai bukti para penerusnya benar–benar menjaga tradisi,” urainya.

Adapun Keceran kata ia, hal ini merupakan salah satu warisan budaya yang masih tetap terjaga sampai dengan saat ini. Keceran juga merupakan kegiatan tradisi ritual yang dilaksanakan setahun sekali di setiap bulan maulid oleh keluarga Cimande. Diantaranya, tradisi Tetes Mata (Keceran) khas Cimande, Urutan atau memijat tangan dan kaki yang sering mereka pergunakan bertarung, dan penampilan Budaya silat aliran Cimande.

“Tradisi keceran Kesti TTKKDH ini adalah tradisi ditetesinya mata, hidung dan mulut anggota perguruan Kesti TTKKDH oleh air khusus yang telah diberikan doa-doa oleh para sesepuh perguruan tersebut. Usai ditetesi air khusus tersebut, anggota perguruan kemudian melakukan ritual rujakan dimana mereka memakan atau meminum khusus yang terdiri dari 7 macam untuk setiap makanan dan minumannya,” terangnya.

Pada puncak acara,  para anggota perguruan melakukan ritual gembrungan atau saling memijit tangan dan kaki yang ditutup dengan aksi pencak silat khas TTKDH yang diiringi alat musik tradisional pencak silat.  ***(dad/tim.)

Pos terkait