Nyaris Tak Ada “Denyut Kehidupan” Di Sepanjang Wisata Pantai Banten Selatan

BANTENGATE.ID, BANTEN SELATAN:—  Sepi. Nyaris tak ada “denyut kehidupan” di sepanjang  kawasan wisata di Banten Selatan.  Nampaknya, itu kalimat yang pas untuk menyatakan  kondisi daerah wisata  saat ini, sebagai dampak  pandemi Covid-19.  Sejumlah destinasi wisata  bahari dari sejak Bagedur – Sawarna hingga Cisolok, Sukabumi, sepi dari  pengunjung.

Bacaan Lainnya

Tokoh penggerak wisata di Banten Selatan, Erwin Komara, mengatakan,  sejak terjadinya pandemi  Covid -19  pengelola wisata  dan pelaku usaha di bidang pariwisata  merasa sangat  terpukul. Kehidupan dunia pariwisata, di semua destinasi, sepi.

“Sepinya pengunjung  di daerah destinasi wisata, merupakan bukti kepatuhan para wisatawan  dan masyarakat  untuk  membatasi kegiatan di luar rumah.  Tapi dampaknya cukup luas, terutama dalam perekonomian masyarakat.  Yah, mau apalagi. Semoga pandemi Covid-19, segera berakhir,” kata mantan anggota DPRD Lebak   di Sawarna, Minggu (18/10).

Di pantai Sawarna, pada  hari libur, biasanya  selalu ramai pengunjung. Tapi, hari  ini kondisinya begitu sepi.  Tak ada yang berkunjung.  Warung penjaja makanan di Tanjakan bukit Cariang,  banyak yang tutup. Tanjakan  Cariang, merupakan area istirahat bagi pengunjung dari dan menuju destinasi  Sawarna – Pulo Manuk.

Dari atas bukit Cariang, yang konon tempat para “dangiang ini, pengunjung bisa memandang ke laut lepas. Dari bukit ini hamparan pasir putih pantai sawarna dengan ombaknya yang putih semurni kasih berkejaran nampak begitu jelas dapat terlihat dari bukit ini. Nun jauh di sana, karang tegar bernama Tanjung Layar, nampak berdiri kokoh.

Menurut Erwin, sedianya para pelaku pariwisata di tahun 2020 ini akan banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Dan memang, sudah saatnya  kawasan wisata di Banten Selatan bangkit sebagaimana amanat leluhur Banten Kidul.

Para sesepuh tempo dulu, tak sembarangan dalam memberikan nama. Setiap nama pasti mengandung hikmah dan makna. Begitupun dengan nama Desa Sawarna, sebagaimana tersirat dalam Pitutur Babad Pakidulan dina carita Ngaguar Banten Kidul melalui Wangsit sawarna. 

Dalam babad pakidulan itu  disebut; bahwa Desa Sawarna, kelak dimasa mendatang bakal kasohor kamana-mana (terkenal ke mancanagara). Ini ditandai dengan dibukanya  goa lawang saketeng, tempat bersemedi Raden Kiansantang, anak dari Sang Pemanah Rasa, Eyang Prabu Siliwangi.–(vina)

Pos terkait