Bantengate.id, Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang sukses menekan risiko stunting dengan melibatkan perangkat daerah, tercatat penurunan signifikan sebanyak 236 ribu kasus pada tahun 2023. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi, mengungkapkan bahwa angka risiko stunting pada 2022 mencapai 354.000 kasus, mengalami penurunan sebanyak 118.000 kasus.
Hendra menyampaikan bahwa pencapaian ini berkat koordinasi dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang melibatkan berbagai perangkat daerah terkait. Saat ini, tercatat 5.391 kasus stunting di Kabupaten Tangerang, yang berhasil turun dari 9.000 kasus pada tahun 2022.
Stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama, menjadi fokus penanganan. Selain itu, penyakit infeksi kronis pada balita juga menjadi penyebab utama kurang gizi. Sejumlah program terus dijalankan untuk menekan angka stunting, dengan pendekatan spesifik pada masing-masing perangkat daerah.
Pj Bupati Tangerang Andi Ony turut menggagas program Gerakan Bersama Atasi Kemiskinan Ekstrim dan Cegah Stunting (Gebrak Tegas) pada akhir tahun 2023. Program ini merupakan kolaborasi lintas sektor, diharapkan dapat memfokuskan dan mengendalikan penurunan kasus stunting.
Hendra mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang, khususnya ibu hamil, remaja putri, dan orang tua balita, untuk aktif mengunjungi posyandu. Hal ini diharapkan dapat mendeteksi gejala awal kekurangan gizi dan memastikan penanganan yang tepat. (ikp/dimas)