Serang, Bantengate.id–Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten, M Tranggono, mengungkapkan, pengaturan jarak kehamilan melalui pemasangan alat kontrasepsi pasca persalinan turut mencegah kasus stunting. Pengaturan jarak kehamilan memberikan kesempatan pola asuh yang maksimal pada anak.
Pj Sekda Banten, M Tranggono, mengatakan hal tersebut, dalam Rapat Konsolidasi Penguatan Pemenuhan Kebutuhan Alat Kontrasepsi dan Peningkatan KB Pasca Persalinan bersama mitra kerja Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2023 di Hotel Aston Anyer, Jl Raya Karang Bolong Nomor 16, Kabupaten Serang, Kamis (16/2/2023).
“Penanganan stunting Provinsi Banten mendapatkan apresiasi. Data dari SDGS Kementerian Kesehatan, kasus stunting Provinsi Banten turun 4,5 persen dari 24,5 persen menjadi 20 persen,” kata Tranggono.
Dikatakan Tranggono, peran ibu bidan yang lebih sabar dalam penanganan stunting turut menbantu pencapaian penurunan dan penanganan stunting di Provinsi Banten. Bisa membantu pemerintah menjadi lebih baik untuk menuju generasi emas Indonesia 2045 melalui pencegahan dan penanganan stunting yang dilakukan dengan baik.
“Provinsi Banten berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk program KB pasca persalinan untuk mengatur jarak kehamilan dan pola pengasuhan yang baik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, M Tranggono juga ungkapkan capaian Provinsi Banten yang menunjukkan kinerja baik dalam pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi bagus. Kondisi ini diharapkan turut meningkatkan asupan gizi pada anak-anak di Provinsi Banten untuk mencegah stunting.
Penanganan stunting menjadi bagian dari fokus reformasi birokrasi berdampak yang dicanangkan Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar. Pengendalian inflasi salah satunya berpengaruh pada asupan gizi pada anak. Demikian pula dengan penanganan kemiskinan ekstrim, investasi untuk pertumbuhan ekonomi, serta Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diharapkan turut menggerakkan perekonomian Provinsi Banten.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Nurizki Permanajati, mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan salah satunya dalam rangka menggiatkan program KB pasca persalinan.
“Terkait dengan stunting, BKKBN fokusnya di area pencegahan. Pencegahan stunting dari hulu dimana intervensinya diberikan mulai dari remaja, mengawal calon pengantin, pendampingan terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, ibu nifas, sampai dengan anak umur 59 bulan,” paparnya.
Program lainnya dalam pelayanan alat kontrasepsi adalah bagaimana menjaga jarak antara anak pertama, kedua, dan selanjutnya. Karena dengan jarak yang ideal maka pemberian pola asuh terhadap anak bisa maksimal. Pola pengasuhan diberikan sejak terjadi proses pembuahan.
“Ada empat 4 faktor “terlalu” yang determinan terhadap stunting. Terlalu muda bersalin, terlalu tua bersalin, terlalu dekat bersalin, dan terlalu banyak anaknya bisa manjadi faktor risiko stunting,”kata Nurizki.--(rel/dimas)