BANTENGATE.ID, BAYAH:— Seiring dengan sering terjadinya bencana yang menimpa wilayah di Kecamatan Bayah, Cihara, Panggarangan, Malingping, Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten Selatan, sejumlah relawan berinisiatif mendirikan Posko Gabungan Relawan Lebak Selatan. Posko tersebut di bangun di basecamp Vila Hejo Kiara Payung, Panggarangan.
“Posko Relawan Banten Selatan dibentuk beberapa bulan lalu. Kini sudah bergabung 7 komunitas; Gugus Mitigasi Lebak Selatan, RAPI Lokal Lebak Selaran, Potsar Rescue Madur, PMI, PMR, Pramuka, dan perwakilan dari Kampung Siaga Bencana,” jelas Abah Lala, inisiator, dalam apel gabungan relawan, di Kiarapayung, Panggarangan, Minggu (13/12).
Menurut Abah Lala, dasar pemikiran dibentuknya Posko Relawan adalah karena letak wilayah Lebak Selatan, jauh dari ibu kota pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak, sekitar 147 KM dari Kota Rangakasbitung. Begitupun dengan ibu dari pusat Pemerintahan Provinsi Banten, sekitar 175 KM dari Kota Serang.
Sementara, bencana sering terjadi seperti gempa, banjir dan longsor. “Yang sangat mengkhawatirkan, Bayah di prediksi bakal terjadi badai La Nina dan hujan yang ekstrim. Gelombang laut yang akan terjadi dengan ketinggian sekitar 30 meter dalam siklus 500 tahunan.
Badai La Nina, kata Abah Lala, baik secara science dari para ahli sudah menyatakan begitu. Begitupun dengan cerita para tetua adat menyatakan hal yang sama. Ada pendapat orang tua yang mengatakan, “Bayah Bakal Dikumbah” (Bayah bakal dicuci atau direndam air). Dan semoga saja, itu tidak terjadi.
Namun begitu, Posko Relawan Banten Selatan, harus tetap berjalan. Minimal, para relawan sudah melakukan edukasi kepada masyarakat di wilayah Lebak Selatan untuk mampu mengantisipasi, berkontribusi dan memberikan pertolongan kepada warga lainya manakala bencana terjadi atau minimal dia bisa menolong dirinya sendiri.
“Urusan kebencanaan adalah urusan kita semua. Terlebih untuk Lebak Selatan yang berada jauh dari ibukota kabupaten maupun provinsi, maka diperlukan inisiatif berbasis komunitas untuk turut menyingsingkan lengan baju membantu masyarakat.” Kata Abah Lala, dalam wejangan kepada para relawan dalam apel gabungan.
Menurut Abah Lala, posko ini terbuka bagi siapapun yang tergerak hatinya untuk membantu sesama. Posko Relawan Banten Selatan terbuka lebar bagi komunitas lain, sehingga diharapkan wadah ini akan semakin tangguh dalam misi kemanusiaan. Untuk biaya operasional posko, masih dibiayai secara swadaya. Namun peralatan dibantu oleh BPBD Provinsi Banten.
“Yang terpenting dari kegiatan ini adalah munculnya sense of awareness dari masyarakat, diseminasi pentingnya mitigasi, menumbuhkan semangat kerelawanan pada anak muda, dan terpenting melatih kemampuan self-help (menolong diri sendiri) dalam skenario bencana yang terburuk.” Kata Abah Lala.
Sementara, Jon Dudu dari Potsar Rescue Madur dan Iid dari PMI, mengatakan, pihaknya sudah membuat dan mengatur jadwal piket harian, berdiskusi, berlatih, dan secara taktis akan bergerak ke lokasi bencana yang menimbulkan dampak besar untuk melakukan asesmen dan tindakan sementara sampai bantuan tim dari kabupaten maupun provinsi datang.
Data yang diperoleh, Tim Relawasan Banten Selatan, sejak terbentuk sudah bertindak membantu masyarakat di Kampung Sukajaya, Desa Bayah Timur, yang terdampak Banjir. Kemudian, longsor di Bantargadung, longsor di SMA Cibeber, longsor di Kampung Satong, Desa Mekarjaya, longsor di Kecamatan Maling, penanganan tedampak banjir I Kecamatan Banjarsari dan Kampung Cipedang, Kecamatan Wanasalam.—( anies/dimas)