LEBAK, Bantengate.id–Pemerintah Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, saat ini tengah merehabilitasi jembatan yang membentang diatas kali Cikalong, karena ambrol pondasinya akibat di terjang banjir beberapa waktu lalu.
Jembatan di Kampung Pasir Eurih, itu merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan beberapa perkampungan dari sejak; Kampung Cikeuyeup (jalan utama Leuwi Jaksi-Palayangan, Cimarga) dengan Kampung Pasir Eurih – Pasir Kopo- Kampung Sawah, Kebon Kopi – Bojongserang dan Cipeucang (Jalan Raya Rangkabitung – Malingping).
Kepala Desa Gununganten, Suparman, kepada Bantengate.id dilokasi pembangunan pembangunan jembatan, Minggu sore (27/11/2022), mengatakan, sekalipun belum ada dana, kami Pemerintah Desa bersama masyarakat bergotog royong memperbaiki jembatan yang ambrol pondasinya.
“Jika tidak segera diperbaiki, masyarakat akan terputus komunikasi. Masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas baik dari sisi perekomian maupun hubungan silaturahmi dengan sesama warga. Alhamdulillah masyarakat menyadari akan pentingya jembatan dan berjibaku melaksanakan gotong royong,” kata Kades Suparman, yang sudah tiga periode memimpin Desa Gununganten ini.
Dijelaskan Suparman, jembatan Pasir Eurih, selain diperkuat pondasi, juga badan jembatan akan dibuat datar, sepadan dengan badan jalan. Hal ini agar kendaraan kendaraan roda empat sejenis sedan bisa melintas dengan aman dan nyaman.
Suparman, juga menjelaskan, belum lama ini Pemerintah Desa Gununganten, dibantu tokoh Banten H. Mulyadi Jayabaya selesai melakukan betonisasi jalan dari persimpangan Cikeuyeup – Tanjakan Nambo, sepanjang 1,2 KM, lebar 4 meter. Sementara dari ujung Tanjakan Nambo – Kebon Kopi (perbatasan dengan Jalan Raya Rangkasbitung-Malingping), sepanjang 5,5 KM, semoga bisa dibangun tahun 2023 mendatang.
“Kami juga memohon Pemkab Lebak bisa membangun jembatan permanen Kali Ciujung di Kebon Kopi. Kami sudah mengajukan berulangkali. Saat Kadis PUPR Lebak di jabat, Pak Maman SP sudah meninjau lokasi dan berencana di tahun 2022 akan dibangun, namun beum terlealisasi,” jelas Suparman.--(dimas)