Water Toren Rangkasbitung Peninggalan Belanda, Akan Dilaunching Sebagai Destinasi Wisata Sejarah

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Resmikan Water Toren Rangkasbitung Sebagai Indentitas City Branding

Lebak, Bantengate.id–Bupati Lebak, Dr. Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE.MM, akan me-launching Water Toren Rangkasbitung, sebagai destinasi wisata sejarah di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jumat (3/02/2023) besok malam.

Bacaan Lainnya
water toren01
Water Torrent, yang dibangun pada tahun 1931, kini di revitalisasi sebagai destinasi wisata di Kota Rangkasbitung.–(foto: dimas)

“Insya Allah, Rabu (3/02/2023) besok, jam 20.00 WIB,  menara  Water Toren, yang dibangun semasa penjajahan Belanda pada tahun 1931 akan di launching oleh  Bupati Lebak  dan dihadiri unsur Forkompimda, sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Rangkasbitung,” kata Kadis Pariwisata Lebak, Imam Rismahayadin, kepada Bantengate.id, di Rangkasbitung, Kamis (2/02/2023).

Menurut Imam, bangunan menara air atau Water Toren Rangkasbitung, di Jalan RT. Hardiwinangoen, Pasir Tariti, Rangkasbitung atau tepatnya di samping Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, dibangun semasa penjajahan Belanda  pada tahun 1931. Pemerintah Belanda membangun menara tersebut, untuk memudahkan pelayanan air bersih di wilayah kota Rangkasbitung.

Menara air atau Water Toren  dibangun di atas tanah dataran tinggi di kota Rangkasbitung, sehingga mampu mengalirkan air bersih yang bersumber dari mata air Ciwasiat, di lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Di masa pemerintahan Belanda, menara air tersebut dikelola oleh perusahaan air minum yang bernama Waterleidengbedrijf.

Dari segi arsitektur menara ini berbentuk silinder. Pada bagian atasnya berbentuk segi delapan dengan  dinding masonry. Di atas pintu menara, tertulis kalimat bangunan ini didirikan pada tahun 1931 dengan nama Water Toren Te.

Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan air semasa pemerintahan Belanda ini diambil alih oleh Pemerintahan jepang dan berganti nama manjadi  Rangkasbetoeng Suido Syo. Ketika Jepang kalah oleh sekutu,  perusahaan air minum berganti nama menjadi Kantor Air Minum Rangkasbitoeng.

Pengelolaan air minum  dengan sumber dari menara air, sejak Indonesia merdeka berlangsung hingga tahun 1970. Sejak itu, menara Water Toren tidak digunakan lagi sebagai penampungan air minum.  Namun, kondisi bangunan yang tegak menjulang tinggi diatas bukit Kota Rangkasbitung itu tetap tegak dan berdiri kokoh.

Kabid Destinasi Wisata Dispar Lebak, Usep Suparno, mengatakan, wisata sejarah Water Toren bisa menampung paling banyak 100 orang.  Destinasi wisata ini akan dibuka setiap hari dan untuk sementara tidak dipungut biaya. Water Torrent merupakan wisata sejarah di Kota Rangkasbitung yang menarik untuk dikunjungi disamping Museum Multatuli. Selain menjadi wisata, diharapkan bangunan bersejarah ini bisa memberi informasi kepada khalayak tentang Kota Rangkasbitoeng tempo doeloe.—(dimas)

Pos terkait