Inflasi Banten Terkendali di Level 2,03 Persen: Sinergi Pembangunan dan Pengelolaan Ekonomi yang Baik

Inflasi Banten Terkendali di Level 2,03 Persen: Sinergi Pembangunan dan Pengelolaan Ekonomi yang Baik

Serang, Bantengate.id Inflasi yang terkendali menjadi salah satu indikator penting stabilitas ekonomi sebuah wilayah. Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten pada Selasa (01/10/2024), inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Banten untuk September 2024 tercatat sebesar 2,03 persen. Angka ini cukup menggembirakan karena menunjukkan bahwa kondisi inflasi di Banten masih berada di bawah target yang diproyeksikan pemerintah pusat.

Bacaan Lainnya

Plt Kepala Biro Adpim Setda Provinsi Banten, Beni Ismail, Selasa 1 Oktober 2024 menyatakan, sesuai dengan data resmi BPS, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencapai 105,46, inflasi di Banten dapat dikatakan terkendali, apalagi jika dibandingkan dengan beberapa provinsi lain di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa harga barang dan jasa di Banten tidak mengalami lonjakan yang berlebihan, dan masyarakat Banten masih bisa menjaga daya beli mereka dalam menghadapi dinamika ekonomi yang ada.

Salah satu catatan penting dari laporan BPS adalah adanya deflasi pada periode bulan ke bulan (month to month) September 2024 – Agustus 2024, yaitu sebesar -0,26 persen. Ini berarti bahwa harga beberapa komoditas justru mengalami penurunan pada bulan tersebut, sebuah sinyal positif bagi stabilitas ekonomi di daerah.

Di sisi lain, untuk inflasi tahun kalender (year to date) yang dihitung dari Desember 2023 hingga September 2024 tercatat sebesar 0,78 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan harga secara moderat sepanjang tahun, namun masih dalam batas yang wajar. Dengan begitu, pemerintah dan para pelaku ekonomi di Banten dapat tetap optimis bahwa target inflasi hingga akhir tahun 2024 masih bisa dicapai.

Peningkatan inflasi year on year di Banten sebagian besar disumbangkan oleh beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat kenaikan sebesar 2,02 persen, menjadi salah satu sektor yang berpengaruh besar. Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki juga mengalami kenaikan sebesar 1,88 persen. Adanya kenaikan ini menunjukkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat, seperti makanan dan sandang, masih menjadi sektor yang sensitif terhadap fluktuasi harga.

Inflasi Banten Terkendali di Level 2,03 Persen.–(sumber: BPS Banten)

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,30 persen, sementara kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 2,53 persen. Kelompok ini sangat penting karena mencakup kebutuhan sehari-hari yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara langsung.

Selain itu, kelompok kesehatan, transportasi, dan pendidikan masing-masing naik sebesar 1,73 persen, 0,68 persen, dan 1,56 persen. Peningkatan ini mencerminkan adanya perbaikan dalam sektor pelayanan publik yang berperan dalam kualitas hidup masyarakat di Banten.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik sebesar 1,40 persen mengindikasikan bahwa masyarakat masih mengalokasikan anggaran untuk aktivitas hiburan dan olahraga, meskipun dalam kondisi ekonomi yang menantang.

Komoditas yang menjadi kontributor inflasi terbesar adalah emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dengan lauk, sigaret kretek mesin, dan minyak goreng. Kenaikan harga pada komoditas-komoditas ini memberikan pengaruh signifikan terhadap IHK Banten. Kenaikan harga emas perhiasan, misalnya, bisa disebabkan oleh tren global yang turut berdampak pada harga logam mulia di pasar lokal.

Di sisi lain, komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi adalah tomat, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah. Penurunan harga pada bahan makanan pokok ini memberikan efek positif bagi konsumen, terutama pada rumah tangga dengan pendapatan menengah ke bawah yang sangat tergantung pada stabilitas harga pangan.

Selain inflasi, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) juga menjadi sorotan penting. Pada September 2024, NTP Provinsi Banten tercatat sebesar 109,29, naik 0,38 persen dibandingkan bulan Agustus 2024. NTP adalah salah satu indikator yang menunjukkan kesejahteraan petani, karena menggambarkan perbandingan antara harga yang diterima petani (Indeks Harga Terima Petani) dan harga yang harus dibayar petani (Indeks Harga Bayar Petani).

Indeks Harga Terima Petani pada bulan tersebut sebesar 134,36, sedangkan Indeks Harga Bayar Petani mencapai 122,94. Ini berarti petani masih dapat menikmati keuntungan dari hasil pertanian mereka, meskipun ada tantangan di lapangan. Namun, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) mengalami penurunan tipis sebesar 0,13 persen menjadi 113,88. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan kecil dalam usaha pertanian, namun masih berada dalam level yang dapat diterima.

Dari sisi perdagangan internasional, ekspor Provinsi Banten juga menunjukkan tren yang positif. Pada Agustus 2024, nilai ekspor Banten mencapai US$ 1.023,21 juta, naik 4,46 persen dibandingkan Juli 2024 yang sebesar US$ 979,55 juta. Secara year on year, ekspor Banten hanya mengalami sedikit penurunan sebesar 4,51 persen dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai US$ 1.071,59 juta.

Penyumbang terbesar untuk ekspor adalah komoditas non-migas, terutama besi dan baja, dengan nilai ekspor mencapai US$ 107,67 juta atau 10,54 persen dari total ekspor. Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama, dengan nilai ekspor sebesar US$ 1.106,81 juta. Ini menunjukkan bahwa pasar internasional masih memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Banten.

Di sisi lain, impor Provinsi Banten pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar 7,75 persen menjadi US$ 3.265 juta. Sebagian besar impor didominasi oleh komoditas non-migas dengan peralatan mesin dan listrik sebagai penyumbang terbesar, dengan nilai US$ 506,16 juta atau sekitar 17,70 persen dari total impor.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Pada kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 2,02 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 1,88 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,30 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 2,53 persen.

Kelompok kesehatan naik sebesar 1,73 persen. Kelompok transportasi naik sebesar 0,68 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,13 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 1,40 persen. Kelompok pendidikan naik sebesar 1,56 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik sebesar 4,59 persen. Serta  kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 6,31 persen.

Secara year to year, komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi adalah emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dengan lauk, sigaret kretek mesin, dan minyak goreng. Sementara komoditas yang memiliki andil deflasi adalah tomat, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah.

Pada September 2024, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 109,29 atau naik 0,38 persen dibanding bulan Agustus 2024, Indeks Harga Terima Petani sebesar 134,36, dan Indeks Harga Bayar Petani sebesar 122,94. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 113,88 atau turun 0,13 persen dibanding bulan Agustus 2024.

Sementara untuk nilai ekspor Provinsi Banten pada Agustus 2024 mencapai US$ 1.023,21 juta atau naik 4,46 persen dibanding Juli 2024 yang mencapai US$ 979,55 juta. Secara year to year nilai ekspor 4,51 persen dibanding Agustus 2023 yang mencapai US$ 1.071,59 juta. Penyumbang nilai ekspor terbesar adalah ekspor non-migas dengan komoditas besi dan baja yang mencapai US$ 107,67 juta dengan share 10,54 persen. Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor utama dengan nilai US$ 1.106,81 juta.

Sementara untuk impor mengalami penurunan 7,75 persen menjadi US$ 3.265 juta. Impor didominasi non-migas dengan nilai US$ 2.860,14 juta. Peralatan mesin dan listrik sebagai yang terbesar dengan nilai US$ 506,16 juta atau 17,70 persen.—(adv)

Pos terkait