Lebak, Bantengate.id — Pakar dari Sahabat Hati Anak Peduli Indonesia, Lazarus Sandy, mendesak Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, untuk memberikan perhatian yang lebih besar dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang semakin marak di wilayah tersebut.
Sandy menyoroti bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak kini terjadi tidak hanya di lingkungan pendidikan tetapi juga di lingkungan keluarga, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak.
Menurut Sandy, meski kasus yang terungkap sudah cukup tinggi, perhatian pemerintah dalam hal alokasi anggaran masih jauh dari memadai. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPTD PPA Lebak, hingga saat ini terdapat lebih dari 127 kasus kekerasan seksual terhadap anak. “Angka ini sangat tinggi dan saya yakin ini belum mencakup semua kasus yang sebenarnya terjadi. Banyak kasus yang mungkin belum terlapor dan tidak terekspos di media,” ujar Sandy pada Minggu 27 Oktober 2024 malam.
Sandy juga menyoroti minimnya alokasi anggaran yang diberikan Pemkab Lebak dalam menangani kasus-kasus ini. “Saat ini, anggaran yang saya dengar hanya sekitar Rp400 juta per tahun. Dengan jumlah kasus sebanyak itu, bagaimana mungkin dana sebesar itu cukup untuk mendukung pendampingan yang memadai bagi korban dan keluarga mereka?” jelasnya.
Sandy juga menekankan bahwa Pemkab Lebak seharusnya memberikan perhatian lebih serius, tidak hanya dalam peningkatan anggaran tetapi juga dalam bentuk komitmen politis yang kuat. Sandy menilai bahwa Pemkab perlu merancang berbagai strategi konkret untuk penanganan dan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, baik melalui pendekatan hukum yang tegas, program pendampingan psikologis, serta kampanye kesadaran masyarakat.
“Dalam situasi darurat seperti ini, tindakan nyata harus segera diambil. Anak-anak adalah masa depan kita, dan memberikan perlindungan penuh bagi mereka adalah tanggung jawab kita bersama, terutama pemerintah,” tutup Sandy.–(red)