Desa Gununganten Selesai Bangun Jalan Usaha Tani, Untuk Permudah Angkut Hasil Produksi

Kepala Desa Gununganten, Suparman.–(**)

RANGKASBITUNG, BANTENGATE.ID–Pemerintah Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, selesai membangunan jalan usaha tani (jalan produksi) di seputar areal pesawahan Cikalong.

Bacaan Lainnya

“Jalan Usaha Tani (Jalan Produksi) dibangun sepanjang 600 meter dan  lebar 1,4 meter dengan cara di paving blok. Adapun biayanya sebesar Rp 117.694.000 yang bersumber dari APBDes Tahun 2022.  Lajur jalan usaha tani tersebut menembus areal TPU Pasirranggil, kemudian mengitari pinggir pesawahan  Cikalong,” kata Kades Suparman, kepada Bantengate.id, Sabtu (9/4/2022).

Dijelaskan Suparman, pesawahan Cikalong  seluas 75 hektar merupakan sentra produksi padi sawah di Desa Gununganten. Sampai dengan tahun 2010 an, status pesawahan di Cikalong adalah tadah hujan. Para petani bisa mengolah sawahnya satu kali dalam setahun, karena menunggu datangnya musim hujan.

Kemudian, Pemerintah Desa Gununganten, mulai tahun 2011 secara bertahap membangun jaringan pengairan dengan cara pompanisasi dan dibuat saluran air ke pesawahan. Sumber air dari Sungai Ciujung yang di sedot tiga  pompa mesin deisel dan dialirkan melalui saluran ke pesawahan petani. Ada petugas (kelompok tani) yang mengatur pembagian air, kata Suparman yang menjabat 3 periode Kades di Gununganten ini.

“Alhamdulillah dengan pompanisasi, di pesawahan Cikalong sudah bisa tanam padi  tiga kali dalam  setahun dengan produksirata-rata 6,5-7,5  ton per hakter,”kata Suparman.

Dijelaskan Suparman, pengairan sudah bagus, produksi sudah meningkat, tapi jalan produksi belum tersedia.  Ini  sebuah pesoalan yang harus segera di tuntaskan. Oleh sebab itulah, di  tahun 2022 ini dibangun jalan usaha tani (jalan prosuksi) dengan harapan memudahkan angkutan produksi  dan pemasaran.

Menurut Suparman, ada sebuah pekerjaan rumah (PR) yang belum bisa dituntaskan. PR tersebut adalah terwujudnya pembangunan jembatan Sungai Ciujung di Kampung Kebon Kopi.  Untuk membangun jembatan tersebut diperlukan biaya sekitar Rp5 miliar karena bentangan Sungai Ciujung cukup panjang. Jalan ini menghubungkan antara Desa Gununganten dengan jalan raya Rangkasbitung – Cileles.

Untuk menghubungkan kedua poros antara Desa Gununganten – jalan Raya Cileles, diatas Sungai Ciujung tersebut tersedia Jembatan Gantung yang hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua.

“Pemerintah Desa Gununganten sudah mengajukan permohonan pembangunan jembatan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten lebak. Kepala Dinas PU Lebak  yang saat itu dijabat  Maman SP, sudah melakukan peninjauan dan perhitungan kebutuhan biaya,”kata Suparman.

Potensi lain yang akan dikembangkan, kata Suparman, adalah menata tempat  wisata religi, penziarahan Gununganten. Di Desa Gununganten terdapat makam beberapa pejabat kerajaan Sumedang, diantaranya; Raden Jayasakti, Patih Kerajaan Sumedang, yang ditugaskan Raja Sumedang, Prabu Geusan Ulun Angkawijaya, untuk menyerang Kesultanan Banten.  Patih lain yang ditugaskan ke Banten adalah Raden Jaya Perkasa.

Kedua Patih tersebut memeluk agama Islam dan berdamai dengan pasukan Banten setelah di “damaikan” oleh seorang ulama Syakeh Mubarok.  Patih Raden Jaya Perkasa, yang terkenal dengan “Sumpah Hanjuang” (Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa) ini kembali ke Tatar Sumedang hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Dayeuh Luhur. Sementara Raden Jayaksakti, dimakamkan di Desa Gununganten.

Pejabat lain  pada zaman “baheula” yang menetap di Gununganten adalah, Raden Sumadikara, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Raden Dipati Ukur, salah seorang Bupati Bandung. Kemudian, Pangeran Dalem Buku Sumedang, Raden Bantar Kondang dan adiknya Nyai Mas Marwati, serta beberapa pejabat dari Kerajaan Timbanganten, yang berpusat di Tegalluar, Bandung.

Kerajaan Timbanganten kekuasannya hingga ke daerah Tarogong, Samarang, Garut. Dan ini pula yang menjadi cikal bakal sebutan nama Desa Gununganten, yang berasal dari nama Timbanganten. Sebuah desa yang diproyeksikan tumbuh dan berkembang dengan berkeadilan.–(dimas).

Pos terkait