BANTENGATE.ID, PANDEGLANG – Oknum guru kelas V SDN Karaton 2 Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, berinisial U diduga kerap melakukan tindak kekerasan terhadap siswa.
Dugaan kekerasan yang kerap dilakukan oknum U ini dengan menampar dan memukul bagian kepala serta anggota tubuh lainnya saat murid dianggap melakukan kesalahan, sontak membuat berbagai pihak mengecam perilaku oknum guru tersebut. Salah satunya adalah seorang aktivis di Kabupaten Pandeglang, Mochamad Sanusi secara terang-terangan mengecam perilaku kekerasan terhadap murid yang dilakukan oknum guru berinisial U tersebut.
“Aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum guru berinisial U ini terbilang unik, hampir semua murid mengaku pernah di tempeleng bahkan di pukul kepalanya. Perilaku ini tidak pantas dilakukan oleh seorang guru. Guru itu tugasnya mendidik, bukan menganiaya siswa,” ungkap aktivis Pandeglang, Mochamad Sanusi kepada BantenGate.id, Senin (27/09/2021).
Dikatakan pria yang akrab disapa Cici ini bahwa tindakan yang dilakukan U tersebut sudah di luar batas kewajaran, tidak bisa ditolerir, serta perlu adanya sikap tegas dari pihak terkait.
“Kami minta Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang dan Bupati mesti melakukan tindakan,” katanya.
Menurutnya, buntut dari tindakan yang dilakukan U ini akan berdampak buruknya terhadap mental para siswa, selain itu para siswa yang menjadi korban juga akan merasa trauma atas peristiwa kekerasan yang dialaminya.
“Dari beberapa bukti hasil investigasi yang dihimpun tim, dapat disimpulkan bahwa oknum guru berinisial U ini sepertinya mempunyai hobi memukul murid. Para siswa menjadi trauma atas kejadian yang menimpa mereka, dan U harus mempertanggungjawabkan semua ini,” cetusnya.
Lebih lanjut Cici mengatakan kalau pihaknya berencana akan melaporkan perbuatan oknum guru tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang serta ke pihak kepolisian.
“Kami akan tindak lanjuti kasus ini, agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Sementara, inisial u saat dihubungi media melalui via telepon selulernya, yang bersangkutan enggan memberikan komentar, malah meminta media untuk menghubungi Kepala Sekolah.
“Maaf pak, terkait soal itu, bapak hubungi saja Kepala Sekolah,” singkatnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SDN Karaton 2, Hj. Ratna mengatakan kalau dirinya tidak membenarkan adanya dugaan perilaku kekerasan yang dilakukan seorang guru di sekolahnya. Dikatakannya, jika kejadian itu hanya sebuah kekeliruan dan kesalahfahaman belaka.
“Kami sudah selesaikan secara interen, dan kami sudah memanggil pihak wali murid. Mereka tidak ada masalah ko. Kekerasan itu tidak ada, bahkan anaknya pun besoknya sudah sekolah lagi,” dalihnya. ***(dad)