BANTENGATE.ID, LEBAK ; Ketua DPD KWRI Provinsi Banten, H. Edi Murpik menyerahkan Bantuan logistik berupa sembako sebanyak 50 paket kepada warga pengungsi, Minggu (6/3).
Sebanyak 178 Jiwa, 48 Kepala Keluarga (KK) mengungsi di lapangan sepak bola depan kantor Desa Curugpanjang akibat bencana pergerakan tanah Kampung Cihuni Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.
Edi Murpik, mengatakan, pihaknya secara spontan melakukan kegiatan peduli terhadap korban pergerakan tanah di Kabupaten Lebak yang mengakibatkan sejumlah rumah pemukiman warga retak bahkan rumah warga ada yang roboh.
“KWRI Banten merasa terpanggil untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak, bisa dibayangkan sudah 2 minggu warga berada di kamp pengungsian, maka dari itu kami hadir sambil menghibur sambil bernyanyi bersama”, pungkas Edi Murpik.
Terlihat wajah ceria dari warga yang ikut bernyanyi, dengan sound yang seadannya tidak mengurangi keceraian warga yang tertimpa musibah, satu persatu memberanikan diri ikut bernyanyi dan berjoged ria.
“Niat KWRI dan tim, tak lain hanya ingin memberikan healing theraphy, jenuh pasti terasa selama 2 minggu berada didalam tenda, kami selalu memegang dan menjunjung motto KWRI Banten, katara ayana – karasa manfaatna (terlihat kehadirannya, terasa manfaatnya),” pungkas Edi.
Ia juga menambahkan pesan pada Pemerintah daerah segera merelokasi pengungsi ketempat yang nyaman dan segera merealisasikan ke lahan yang aman, serta BMKG dengan segera melakukan penelitian kontur tanah tersebut.
Sementara itu, Ketua DPC KWRI Lebak Aan Wiguna menyampaikan merasa terharu melihat pengungsi terdampak pergeseran tanah di Kampung Cihuni yang tinggal ditenda-tenda pengungsian.
“Kami pengurus KWRI Lebak bekerja sama dengan DPD KWRI Banten segera menggalang bantuan pada rekan-rekan KWRI se-Banten dan Alhamdulillah kita bisa mendonasikan berupa Sembako seperti, beras dan mie instan, sarden dan yang lainnya pada pengungsi” Ujar Aan.
Aan juga berharap bantuan sembako dari rekan-rekan Wartawan yang tergabung dalam wadah KWRI Banten itu bisa bermanfaat bagi warga korban terdampak pergerakan tanah yang mengakibatkan 43 rumah, 48 Kepala Keluarga sudah tidak bisa dihuni kembali sejak pertengahan Februari 2022 lalu.” terangnya. (dimas)