Melalui Sekolah Lapang, DPKP Pandeglang Dorong Genta Organik

kegiatan Sekolah Lapang di wilayah pertanian Kampung Pasir Putri Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang - (foto; Dokumentasi)

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang bersama Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangtanjung melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang (SL) dalam rangka mendukung Program Gerakan Tani Pro Organik  (Genta Organik) sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan dalam menghadapi El Nino.

Bacaan Lainnya

 

Diikuti oleh 50 pesrta dari petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Karangtanjung.kegiatan Sekolah Lapang dilaksanakan di wilayah pertanian Kampung Pasir Putri Kelurahan Pagadungan Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Banten pada, Senin (04/09/2023).

 

 

Sekolah Lapang (SL) dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Uun Junandar dengan didampingi Penyuluh Pertanian se-Kecamatan Karangtanjung. Turut hadir, Camat Kecamatan Karangtanjung, Endin Haerudin, Pembina Wilayah (Binwil) Kecamatan Karangtanjung, Hj. Euis Yuningsih, serta Babinsa se-Kecamatan Karangtanjung.

 

Sekolah Lapang (SL) Tingkatkan SDM Petani

Sekolah Lapang (SL) memberikan proses pembelajaran non formal bagi petani guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan serta menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan, sehingga usaha tani lebih efisien berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.

 

Kegiatan SL Genta Organik merupakan upaya mendorong Petani bersama Penyuluh Pertanian untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dengan menggunakan pupuk organik. Di Sekolah Lapang ini peserta diajarkan pemahaman Gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenahan tanah secara mandiri.

 

Pembina Wilayah (Binwil) Kecamatan Karangtanjung, Hj. Euis Yuningsih dalam kesempatannya mengatakan, Sekolah Lapang dipandang sebagai salah satu metode penyuluhan yang paling efektif untuk mentransfer Teknologi serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Petani, sebab didalamnya terdapat proses belajar mengajar yang cukup efektif sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa karena sifatnya yang tidak formal dan proses pembelajarannya dilakukan di lapangan sehingga tersedia objek nyata yang dapat dijadikan materi pembelajaran.

 

“Dengan adanya kegiatan SL diharapkan para peserta khususnya para Petani di Kecamatan Karangtanjung dapat membuat dan mengaplikasikan semua materi yang disampaikan oleh para narasumber setelah kegiatan SL berakhir, dan dapat mengadopsi tekhnologi yang terbarukan untuk peningkatan hasil pangan dalam menghadapi El nino,” ucap Hj. Euis Yuningsih.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Uun Junandar membuka kegiatan Sekolah Lapang di Kp. Pasir Putri, Kel. Pagadungan, Kec. Karangtanjung – (Foto; Dokumentasi)

 

Sekolah Lapang (SL) Memberikan Kemandirian Petani

Sekolah Lapang dapat mendorong petani menjadi lebih mandiri karena tujuan utamanya membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari oleh dan untuk petani. Di sana para Petani diberikan pelatihan pengolahan lahan pertanian menggunakan Pupuk Organik, pengolahan air, serta prnggunaan alat teknologi pertanian dengan harapan hasil produktifitas lahan petani mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

 

Sekretris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Uun Junandar mengatakan, pada Sekolah Lapang, Petani yang menjadi Peserta diharapkan untuk dapat belajar dengan serius, agar mampu memperktekan apa yang diadapat selama mengikuti pelatihan di sekolah lapang ini

 

“Dengan adanya kegiatan SL diharapkan para Petani di Kecamatan Karangtanjung dapat menerapkan pertanian Organik, pengairan yang teratur dan melaksanakan tanam serempak sehingga dapat mengurangi serangan hama. Selain itu, adanya Alsintan, petani diharapkan dapat menggunakan serta mengembangkan alat tersebut secara mandiri sehingga alat tersebut supaya dari satu unit menjadi dua unit dengan cara swadaya mengingat keterbatasan anggaran dan pemerataan alat Alsintan kepada kelompok yang belum mendapatkan,” terangnya. ***

Pos terkait