Lebak, Bantengate.id–Perkumpulan Urang Banten (PUB) wilayah Bandung Raya, Provinsi Jawa Barat, akan memberdayakan potensi sumber daya alam, terutama hasil pertanian masyarakat, di wilayah Banten Selatan, Kabupaten Lebak, agar potensi tersebut berdampak dalam meningkatakan perekonomian warga.
Pemberdayaan tersebut, diawali dengan kunjungan Pengurus PUB Bandung Raya, Ki Yuyus, bersama balad, ke wilayah Kecamatan Cihara, sekiar 127 KM dari Kota Rangasbitung, dan bertemu dengan perwakilan petani di kawasan Wisata Mutiara Pantai Cantigi, Desa Karangkamulyan, Sabtu (27/4/2024).
Dalam kunjungan tersebut Pengurus PUB Bandung, Ki Yuyus, di pandu, Ki H. Edy Murpik, dari PUB Kabupaten Lebak, dan mengadakan audience dengan perwakilan masyarakat. Ki Edi, menyampaikan terima kasih atas kepedulian warga Banten yang ada Jawa Barat yang berniat akan ikut memberdayakan potensi masyarakat di Banten Kidul, khususnya.
“Hatur nuhun ka dulur-dulur PUB di Bandung. Salam hormat untuk Ketua Umum PUB, Ki Taufiequrachman Ruki,”kata Ki H Edi Murpik, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Wartawan Reformasi Indonesia (DPD KWRI) Provinsi Banten.
Yuyus mengatakan, silaturachim hari ini ke wilayah Cihara, Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, akan meng-cros chek informasi potensi Porang. “Insya Allah, Porang kami akan beli untuk mensuplai bahan baku pabrik di Bandung. Potensinya ada. Kebutuhan pabrik dibulan ini sekitar 500 ton,”kata Ki Yuyus, seraya mengatakan, bahwa kunjungan hari atas saran dan restu Ketua Umum Perkumpulan Urang Bandung (PUB), Ki Taufiequrachman.
Menurut Ki Yuyus, Lebak Selatan, tak hanya memiliki potensi produksi pertanian. Namun, juga memiliki potensi destinasi wisata bahari, wisata pantai, dengan panorama alam yang indah. “Insya Allah potensi ini juga aka kami coba untuk kolaborasi dengan para pelaku usaha wisata di Kota Bandung. Pamandangana waas, alus tur endah di tingalna. Masih alami,”kata Ki Yuyus.
Abah Jahud (60 tahun), mewakili masyarakat, mengatakan, potensi produksi pertanian di Banten Kidul, cukup banyak, seperti sekarang; petai, dukuh, durian, pisang, manggis dan buah-buahan lainya. Namun buah tersebut belum bisa dipasarkan secara maksimal, sehubungan belum tersedianya jalan yang memadai. Jalan belum bisa dilalui kendaraan roda empat.
Sementara untuk Ubi Porang, di daerah Lebak Selatan, juga potensi. Beberapa tahun lalu sempat booming. Kuwari euweuh nu meulina, saha (tidak ada yang membeli, siapa?). Oleh karena itu, kedatangan PUB kami sangat menyambut dan siap memanen Porang.
“Untuk mengakut hasil pertanian, misalnya, dari Desa Mekarjaya, di perkampungan Sindangratu, dan perkampungan lainya harus menggunakan ojek dengan biaya yang mahal. Ongkos ojek Kampung Pasir Tangkil, Desa Mekarjaya, atau Desa Sindangratu, warga harus mengeluarkan kocek Rp 50 ribu – Rp75 ribu/sekali jalan. Sementara harga manggis di Pasar Bayah, dijual Rp 5 ribu/kg dan dukuh sekarang dijual Rp 2.000/kg. Habis di ongkos,”kata abah Jahud–(dimas)