SERANG, BANTENGATE.ID–Penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar, mencanangkan gerakan bersama Pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk) bagi penyandang disabilitas guna membangun masyarakat inklusif di Provinsi Banten, bertempat di Sekolah Khusus Negeri (SKhN) 02 Jalan Raya Petir, Kampung Prapatan, Curug, Kota Serang, Selasa (17/5/2022).
“Tugas saya melaksanakan perintah dan arahan. Arahan tertinggi adalah perintah rakyat melalui Ketua DPRD kemudian juga perintah khusus Bapak Presiden melalui staf khusus. Saya akan melaksanakan itu, tidak ada pilihan lain,” ungkap Pj. Gubernur Banten Al Muktabar.
“Semua itu dalam upaya Pemerintah hadir menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Dikatakan Pj Gubernur, gerakan bersama pelayanan administrasi kependudukan bagi penyandang disabilitas secara khusus dalam rangka Pemerintah hadir dalam pelayanan kependudukan bagi kaum disabilitas di Provinsi Banten. Dalam layanan tersebut, juga sekaligus menginput data keragaman disabilitas untuk disinkronkan dengan program layanan pemerintah.
Dijelaskan Al Muktabar, Ketua DPRD Provinsi Banten sangat berkonsentrasi dalam hal itu. Di berbagai kesempatan mengarahkan kepada semua pihak untuk hal-hal yang sangat prioritas. Hal itu tercermin dari tugas bersama dalam melaksanakan juga komposisi pembiayaannya pada sektor tersebut.
Dikatakan, Provinsi Banten berusaha menjadi penjuru utama untuk berkontribusi dalam pembangunan yang pada tingkatan berikutnya menjadi bagian dari himpunan pembangunan nasional. Pemprov Banten akan konsisten dalam hal itu.
Pencanangan Gerakan Bersama Pelayanan Administrasi Kependudukan Bagi Penyandang Disabilitas Guna Membangun Masyarakat Inklusif Di Provinsi Banten ditandai dengan pemukulan gong oleh Pj Gubernur Banten Al Muktabar. Dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis data kependudukan berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik, Kartu Identitas Anak (KIA), serta Akte Kelahiran kepada penyandang Disabilitas.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan keluarga Berencana (DP3AK2B) Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina, mengatakan data yang diperoleh pihaknya bersumber dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
Dikatakan, di Provinsi Banten yang dapat disajikan data nya sebanyak 5.047 siswa berkebutuhan khusus. Yang wajib KTP elektronik mencapai 1.371 siswa yang tersebar di 91 SKH. Saat ini capaian sudah perekaman sebanyak 32,24 persen atau sekitar 442 siswa.
Dalam kesempatan itu, Siti Ma’ani Nina, menyerahkan data penyandang disabilitas berdasarkan Dapodik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten kepada para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, untuk ditindak lanjuti sebagai gerakan bersama di masing-masing Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
“Kami mengajak Kabupaten/Kota bersama melakukan percepatan pelayanan adminduk bagi penyandang disabilitas untuk membangun masyarakat Banten yang inklusif,” pungkasnya
Dalam kesempatan itu Ketua DPRD Provinsi Banten Andra Soni mengungkapkan bahwa layanan adminduk penyandang disabilitas merupakan tekad bersama agar jangan sampai pemerintah salah menangani atau memperlakukan kaum disabilitas.
“Saya yakin kita semua yang ada di sini berusaha memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas,” tegasnya.
Sementara itu Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia, mengungkapkan melalui pendataan adminduk, penyandang disabilitas akan mendapatkan layanan prioritas dari program pemerintah dan non-pemerintah. Pendataan juga untuk keperluan harmonisasi program pemerintah untuk kaum disabilitas.
Sementara, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh, Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi atas langkah Pj Gubernur Banten dalam bersinergi dengan Kementerian Dalam Negeri. Pihaknya mengimbau untuk menulis biodata lengkap apa adanya agar pemerintah bisa memberikan layanan publik terbaik.
“Salah satu tugas negara melindungi segenap bangsa. Pendataan disabilitas itu urusan wajib pemerintah daerah, artinya harus dikerjakan. Oleh karena itu, strateginya gerakan bersama dengan membangun akses bersama,” ungkap Zudan.–(rel/dimas)