PANDEGLANG, BANTENGATE.ID – Menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriyah, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Generasi Muda Mathla’ul Anwar (GEMA-MA) Provinsi Banten menggelar pengajian bulanan dengan menghadirkan Kiyai muda Mathla’ul Anwar, KH.Lili Nahriri.
Kegiatan yang dilaksanakan secara khidmat ini digelar di Sekretariat MA Care, Pandeglang, Sabtu (30/7/2022).
Dalam Sambutannya, Ketua DPW GEMA MA Banten, Irwandi Suherman menyampaikan, selain dalam rangka memperingati tahun baru Islam, kegiatan pengajian GEMA MA Banten yang dilaksanakan ini nantinya akan menjadi agenda rutin bulanan didahului oleh rapat pengurus.
“Kegiatan ini (pengajian-red) akan menjadi agenda rutin program kerja DPW GEMA MA dimasa Khidmat 2022-2027. Selain menjadi ajang silaturahmi perekatkan ukhuwah antar kader Mathla’ul Anwar di Gema MA,,” ucapnya.
Selain itu menurutnya, dengan pengajian bulanan ini, kader Mathla’ul Anwar yang ada di GEMA MA akan lebih mengenal sejarah panjang tujuan besar para pendiri MA mendirikan ormas tertua kedua di Indonesia.
“Pengajian rutin bulanan juga menjadi wahana peningkatan wawasan ke MA-an dan khittoh Mathla’ul Anwar,” tuturnya.
Sementara, kiyai muda Mathla’ul Anwar KH.Lili Nahriri yang hadir menjadi narasumber pada pengajian bulanan dan peringatan 1 muharram DPW GEMA MA Provinsi Banten, menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas gagasan pengajian bulanan yang dilaksanakan oleh DPW GEMA MA Banten.
“Saya sangat senang diundang pengajian bulanan dan peringatan 1 Muharram ini oleh GEMA MA Banten. Jangan patah semangat, dakwah harus terus berjalan, kita semua adalah da’i, minimal untuk dirikita, untuk anak kita, pendakwah untuk adik kita dan keluarga kita. Karena kata dakwah jika kita bedah itu adalah fi’il mudore, artinya dakwah itu harus kontinyu bukan hanya untuk waktu sekarang, tapi untuk yang akan datang dan bersifat terus menerus”, ungkap Kiyai Lili.
Selebihnya, lanjut kiyai Lili dalam ceramahnya, dakwah ini juga harus terorganisir, karena jika dakwah tidak terogranisir maka dipastikan tingkat keberhasilannya sangat kecil.
“Seperti kata pepatah Arab mengatakan alhaqu bilaa nidzomin yaghlibuhul bathilu binidzomin, kebaikan, kebenaran yang tidak terogranisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir”, jelas Kiyai Lili.
Kata ia, adapun jumlah teroganisir itu tidak perlu banyak, akan tetapi lebih kepada peningkatan kualitas, karena dengan kualitas itu, nantinya akan banyak yang mengikuti.
“Jadi kuncinya kita harus pandai menata hati kita dalam berdakwah diorganisasi, tentunya dengan kesabaran dan keikhlasan, terutama harus bijak dalam mengambil sikap agar dapat adil menempatkan sesuatu”, tutup kiyai Lili. ***(dad).