TANGERANG, BANTENGATE.ID:– Pemerintah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten melakukan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19 di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), Selasa, (14/9/2021).
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Kabupaten Tangerang, Mohamad Bayuni S.Pd, MM saat memantau uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMK Gema Bangsa Cisoka Tangerang mengatakan, bahwa uji coba pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan sejak 6 September 2021 di 389 sekolah yang meliputi 170 SMA, 200 SMK, dan 19 sekolah khusus.
“Alhamdulillah kemarin kita sudah laksanakan uji coba PTM secara serentak di SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Tangerang dan semua berjalan dengan lancar, protokol kesehatan semuanya diterapkan secara ketat,” kata Kepala KCD Kabupaten Tangerang yang juga Putra Daerah Kecamatan Cisoka ini.
“Saya pastikan hampir semua sekolah di Kabupaten Tangerang dalam melaksanakan PTM sudah baik, termasuk SMK Gema Bangsa Cisoka ini,” ucapnya.
Dia mengatakan bahwa seluruh satuan pendidikan sudah diminta memastikan siswa dan guru menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
“Artinya prokes ini sudah menjadi kesadaran secara kolektif, dan kita harus patuhi protokol kesehatan yang sangat ketat,” paparnya.
Bayuni menambahkan, sejumlah peraturan penunjang lain akan diterapkan kepada siswa sekolah pada pelaksanaan PTM nanti, seperti siswa diwajibkan harus memiliki izin dari orang tua masing-masing. Kemudian, siswa juga harus membawa bekal dan alat tulis sendiri, karena nanti tidak ada jam istirahat.
“Karena jamnya terbatas siswa tidak ada istirahat. Dan jam pembelajarannya juga akan diatur,” tambahnya.
Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan PTM, KCD Kabupaten Tangerang kini tengah menggencarkan program vaksinasi Covid-19 kepada seluruh pelajar yang ada di wilayahnya.
“Kita bersama Pemerintah Provinsi Banten, dari kemarin sudah melakukan vaksinasi massal untuk pelajar guna menunjang pelaksanaan PTM nanti,” kata dia.
Terlihat para siswa berseragam putih dan biru berbaris di lapangan sekolah. Mereka memakai masker, dan saling menjaga jarak fisik satu sama lain. Kemudian, satu persatu siswa itu mengikuti pengukuran suhu tubuh dengan thermogun.
Sementara, para guru SMK Gema Bangsa Cisoka yang juga bertugas sebagai Satgas Covid-19 tampak berjaga dan memeriksa suhu tuubuh para siswa. Setelah dipastikan suhu masing-masing siswa di bawah 36 derajat, mereka diarahkan untuk mencuci tangan di tempat yang disediakan sebelum memasuki ruang kelas.
Sementara itu, Kepala SMK Gema Bangsa Cisoka H.Jamaludin S.Ag, M.Si mengatakan, bahwa di sekolahnya kegiatan pembelajaran dilaksanakan sudah 70% namun, dengan 2 skema, dibagi menjadi 2 sesi jam pembelajaran pagi dan siang. Jadi 50% masuk pagi dan 50% masuk siang.
“Jadi sistemnya kita menerapkan blended learning (pembelajaran campuran), yaitu 50 persen masuk pagi dan 50 persen masuk siang, agar lebih tertata dan tidak menimbulkan kerumunan baik di kelas ataupun lingkungan sekolah,” katanya.
Menurutnya, kegiatan pembelajaran dilaksanakan tanpa jeda istirahat dan setelah pelajaran selesai siswa diminta langsung pulang ke rumah.
“Pas pulang siswa juga dilarang berkumpul, harus langsung pulang ke rumah, kami juga menugaskan guru piket dan seluruh guru untuk memantau siswa setelah jam KBM harus langsung pulang, serta kami terjunkan petugas keamanan (satpam) untuk memantau di depan halaman sekolah, bilamana ada siswa yang masih berada di lingkungan sekolah pada saat jam pulang sekolah, makan petugas keamanan akan bertindak tegas dengan cara menyuruh siswa untuk pulang kerumahnya masing-masing,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan pula bahwa sudah 50% siswa dan siswi SMK Gema Bangsa Cisoka sudah menjalani vaksinasi COVID-19. Serta seluruh dewan guru pengajar, dan petugas sekolah sudah dilakukan vaksinasi.
“Alhamdulillah, kalau vaksinasi siswa maupun tenaga pendidiknya kita sudah semua. Hanya saja untuk siswa kita tinggal menyelesaikan sisanya yang belum tervaksin,” ungkapnya.
Dalam satu ruang kelas hanya ditempati oleh belasan siswa, bahkan tak sampai 50 persen dari kapasitas ruangan. Sementara, setiap siswa menempati satu meja demi memastikan jarak fisik tetap terjaga selama pembelajaran tatap muka berjalan.
Dirinya menjelaskan, pihak sekolah membagi jam kedatangan siswa menjadi dua waktu. Tujuannya, untuk mencegah kerumunan siswa ketika sampai di sekolah.
Berbagai teknis pelaksanaan hingga fasilitas penunjang protokol kesehatan di sekolah terus dipersiapkan.
Pelaksanaan PTM yang dilakukan secara terbatas itu hanya akan digelar di sekolah yang sudah melapor, atau mengisi data pokok kependidikan (Dapodik). Adapun kesiapan setiap sekolah akan ditentukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dengan berdasarkan pemenuhan kriteria yang ditetapkan.
“Antara lain harus dibentuk Satgas Covid-19 di tingkat sekolah. Perangkat kesehatan harus lengkap seperti thermo gun, tempat cuci tangan, tisu, masker, hand sanitizer setiap ruang kelas, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan protokol kesehatan,” ujarnya.– (red/ms)