Petani di Sentral Lebak Mengeluh, Areal Pesawahannya Terendam Banjir,

Areal pesawahan petani di blok Sentral, Rangkasbitung, Kab. Lebak, sudah membentuk seperti danau dan tidak bisa ditanami padi.

BANTENGATE.ID,LEBAK– Para petani di kampung Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengeluh  sehubungan lahan pesawahannya tidak bisa lagi di tanami padi karena sudah bertahaun-tahun terendam air.

Bacaan Lainnya

“Lahan sawah para petani di blok sentral, dulunya merupakan lahan produktif. Namun, sejak tiga tahun terakhir tidak bisa ditanami karena sering banjir dan airnya tidak surut. Ini disebabkan, karena saluran air (irigasi) sudah dangkal dan adanya penyempitan saluran,” kata Mang Didi, petani di Kampung sentral, Selasa, (29/6/2021).

Sejumlah awak media di organisasi MOI DPC Lebak yang melakukan pemantauan kelokasi, nampak areal pesawahan masyarakat tersebut kini sudah banyak ditumbuhi eceng gondok. Lahan pesawahan seluas  4 hektar yang berada sekitar  2 KM dari pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak ini, sudah tidak lagi ditanami padi.

Menurut Mang Didi, di areal sawah tersebut ada jalur irigasi seperti jalur di Kampung Dukuh dan di situ ada Embung, namun kondisinya sekarang sudah dangkal bahkan kini banyak di tumbuhi tanaman Ecenggondok.

“Mungkin ada penyumbatan di saluran air dan itu salah salah satu penyebabnya banjir lahan pesawahan di Kampung Sentral ini,”katanya.

Mang Didi berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak bisa segera memperbaiki kembali saluran irigasi yang kini semakin menyempit dan sudah banyak  tersumbat karena munculnya beberapa bangunan yang menyebabkan tersumbatnya aliran air.

“Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar sawah disini tidak terendam air. Karena sawah ini sebagai sumber kehidupan kami,”kata Didi.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Lebak, Dade Yan Apriyandi, mengatakan, areal pesawahan di Kampung Sentral tersebut bukan di pengaruhi limpasan air yang berasal dari saluran irigasi. Secara kewenangan, setatusnya saluran tersebut di balai besar Ciujung, karena itu merupakan daerah aliran sungai Ciujung.

“Lima tahun yang lalu, kami bersama Dinas pertanian pernah melakukan pengerukan di lokasi Embung yang dulu di bangun oleh pihak Kementrian melalui Balai Besar.” Kata, Dede saat di temui di ruang kerjanya.

Tidak berfungsinya saluran irigasi, disebabkan akibat drainase sepanjang dari mulai Kampung Sentral melalui Kampung Dukuh hingga muaranya di Komplek Pendidikan Barambang, itu mengalami penyempitan. Dan itu juga di akibatkan adanya penumpukan sedimentasi baik itu sedimentasi alami atau pun sedimentasi akibat pembuangan sampah masyarakat masyarakat.

“Agar bisa normal kembali, sedimentasi di Kampung – Kampung tersebut  harus segera dibersihkan atau diangkut sedimentasinya. Selain itu, di sepanjang  aliran tersebut banyak bangunan warga dan perlu ditumbuhkan  kesadarannya untuk ikut memelihara drainase tersebut,”—(dimas)

Pos terkait